Denpasar (Antaranews Bali) - Calon Gubernur Bali nomor urut 1 Wayan Koster menggagas terbentuknya industri olahan dari berbagai hasil pertanian di daerah itu, sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para petani.
"Seringkali saat panen harga justru anjlok, petani tidak dapat untung, sehingga petani kita pesimistis karena tak ada kepastian pendapatan," kata Cagub Koster, di Denpasar, Selasa.
Oleh karena itu, pihaknya akan membuat peraturan khusus agar petani bisa mendapatkan keuntungan minimal 20 hingga 30 persen dari biaya produksinya.
"Apalagi untuk di Kabupaten Bangli misalnya, merupakan daerah dengan sektor pertanian dan perkebunan unggul, ada jeruk, kopi, hingga sayur mayur," ucapnya.
Tak hanya peraturan, Koster yang berpasangan dengan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati juga akan menyiapkan pasar untuk petani.
"Pasarnya kita buatkan. Jangan jauh-jauh dari petani itu berada agar wisatawannya mau datang ke sana," ujarnya sembari mengatakan gagasan tersebut juga telah disampaikan saat menggelar kampanye di Desa Yangapi, Bangli, belum lama ini.
Selain itu, sektor pertanian juga akan diurus dari hulu hingga hilir. Mulai dari bibit, pupuk, teknologi pengembangan bibit atau varietas unggul hingga pemasarannya.
Di sisi lain, lembaga penyalur hasil pertanian petani juga akan dibentuk. "Lembaganya dibuatkan, bisa badan usaha, Bumdes atau koperasi agar ada yang menangani secara langsung, agar petani tidak jalan sendiri," katanya.
Dia menambahkan, dengan dibuat aturan, diharapkan agar hasil pertanian bisa diserap oleh sektor pariwisata.
"Ada 110 ribu kamar hotel di Bali ini. Tamunya itu sekitar 6 juta. Nanti lembaga itu yang akan beli hasil pertanian kita agar petani tidak rugi," katanya.
Terkait pemasaran, Koster siap memfasilitasi perdagangan lintas provinsi di Indonesia. "Perdagangan akan dibuatkan kerja sama dengan pemerintah lain, tukar perdagangan. Perdagangannya juga dibuat online agar bisa diserap di luar Bali dan luar negeri bisa akses," ucapnya.
Demikian juga akan dibuatkan industri olahan dari buah-buahan, misalnya dari jeruk menjadi sirup. Cara seperti ini diyakini akan memberikan nilai tambah bagi petani ke depan.
Hal ini karena petani dapat langsung berhubungan dengan lembaga yang dibentuk oleh pemerintah untuk penjualannya alias tidak lagi melalui tengkulak.
"Agar tidak ada lagi tengkulak. Nanti brandingnya juga dibuatkan. Industri kerajinan rakyat juga akan saya berlakukan sama. Kan ada tenun dan lainnya. Ini harus disalurkan, dijual mahal. Harus dibuatkan desainnya. Kita punya ahlinya. Rumah desain untuk industri kerajinan rakyat itu nanti kita buatkan," ujar Koster.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Seringkali saat panen harga justru anjlok, petani tidak dapat untung, sehingga petani kita pesimistis karena tak ada kepastian pendapatan," kata Cagub Koster, di Denpasar, Selasa.
Oleh karena itu, pihaknya akan membuat peraturan khusus agar petani bisa mendapatkan keuntungan minimal 20 hingga 30 persen dari biaya produksinya.
"Apalagi untuk di Kabupaten Bangli misalnya, merupakan daerah dengan sektor pertanian dan perkebunan unggul, ada jeruk, kopi, hingga sayur mayur," ucapnya.
Tak hanya peraturan, Koster yang berpasangan dengan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati juga akan menyiapkan pasar untuk petani.
"Pasarnya kita buatkan. Jangan jauh-jauh dari petani itu berada agar wisatawannya mau datang ke sana," ujarnya sembari mengatakan gagasan tersebut juga telah disampaikan saat menggelar kampanye di Desa Yangapi, Bangli, belum lama ini.
Selain itu, sektor pertanian juga akan diurus dari hulu hingga hilir. Mulai dari bibit, pupuk, teknologi pengembangan bibit atau varietas unggul hingga pemasarannya.
Di sisi lain, lembaga penyalur hasil pertanian petani juga akan dibentuk. "Lembaganya dibuatkan, bisa badan usaha, Bumdes atau koperasi agar ada yang menangani secara langsung, agar petani tidak jalan sendiri," katanya.
Dia menambahkan, dengan dibuat aturan, diharapkan agar hasil pertanian bisa diserap oleh sektor pariwisata.
"Ada 110 ribu kamar hotel di Bali ini. Tamunya itu sekitar 6 juta. Nanti lembaga itu yang akan beli hasil pertanian kita agar petani tidak rugi," katanya.
Terkait pemasaran, Koster siap memfasilitasi perdagangan lintas provinsi di Indonesia. "Perdagangan akan dibuatkan kerja sama dengan pemerintah lain, tukar perdagangan. Perdagangannya juga dibuat online agar bisa diserap di luar Bali dan luar negeri bisa akses," ucapnya.
Demikian juga akan dibuatkan industri olahan dari buah-buahan, misalnya dari jeruk menjadi sirup. Cara seperti ini diyakini akan memberikan nilai tambah bagi petani ke depan.
Hal ini karena petani dapat langsung berhubungan dengan lembaga yang dibentuk oleh pemerintah untuk penjualannya alias tidak lagi melalui tengkulak.
"Agar tidak ada lagi tengkulak. Nanti brandingnya juga dibuatkan. Industri kerajinan rakyat juga akan saya berlakukan sama. Kan ada tenun dan lainnya. Ini harus disalurkan, dijual mahal. Harus dibuatkan desainnya. Kita punya ahlinya. Rumah desain untuk industri kerajinan rakyat itu nanti kita buatkan," ujar Koster.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018