Negara (Antaranews Bali) - Tiga pelajar SMA Luar Biasa dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Jembrana, Bali mengikuti ujian nasional (UN).

"Sebenarnya ada delapan pelajar kelas XIII dari SLB kami, tapi hanya tiga pelajar tuna rungu itu yang wajib mengikuti ujian nasional," kata Kepala SLB Negeri 1 Jembrana Made Ngurah Adi Bagiartha, di Negara, Rabu.

Sementara, dari lima muridnya yang menyandang tuna grahita, hanya empat orang yang mengikuti ujian sekolah berstandar nasional (USBN), karena satu orang meninggal dunia meskipun sudah terdaftar sebagai peserta ujian.

Dalam melaksanakan ujian nasional, menurutnya, muridnya tidak mengikuti ujian nasional berbasis komputer seperti pelajar SMA pada umumnya, namun ujian tertulis dengan kertas.

Ia mengatakan, SLB Negeri 1 Jembrana merupakan SLB terpadu yang menaungi pendidikan setingkat SD, SMP dan SMA dengan jumlah total 114 murid yang dibagi dalam 44 rombongan belajar.

Meskipun menyandang cacat, pelaksanaan ujian di SLB ini berjalan seperti biasa, dengan dua orang guru mengawasi murid saat mengerjakan soal.

Menurut Bagiartha, lulusan SMA Luar Biasa sebenarnya bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, namun rata-rata mereka memilih untuk bekerja secara mandiri.

Selain mata pelajaran sebagaimana umumnya anak sekolah, ia mengatakan, murid-muridnya juga mendapatkan berbagai pelatihan sebagai bekal mereka agar mampu mandiri. (ed)

Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018