Singaraja (Antaranews Bali) - Pemerintah Provinsi Bali merencanakan menganggarkan program bedah rumah untuk 2.000 warga yang memiliki rumah tidak layak huni pada 2019.

"Untuk anggaran 2019 saya masih ikut merancang dan jika gubernur baru setuju, saya mempunyai rencana akan menganggarkan 2.000 unit untuk masyarakat yang belum mendapatkan bantuan bedah rumah," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat meninjau penerima bedah rumah di Desa Gobleg, Singaraja, Buleleng, Minggu.

Menurut dia, hal itu dilakukan agar program bedah rumah benar- benar tuntas tertuju pada warga miskin tanpa ada yang tercecer.

Pastika awalnya memperkirakan pada 2017 program bedah rumah sudah tuntas namun dilihat di lapangan ternyata masih banyak yang belum mendapatkan bantuan tersebut. Hal itu yang mendasari Gubernur Pastika menganggarkan bantuan bedah rumah pada 2019.

"Pada 2017 menurut data BPS masih ada 1.682 dan itu sudah diselesaikan, tetapi ternyata masih ada warga yang menempati rumah tidak layak huni. Inilah yang sering terjadi ketimpangan antara data BPS dengan kondisi riilnya," ujarnya.

Pastika menambahkan, selama hampir 10 tahun kepemimpinannya, Pemprov Bali sudah membantu bedah rumah sebanyak 29.000 unit di seluruh Bali.

"Awalnya saya mengira hanya 20.000 bedah rumah, tetapi kenyataannya lebih banyak dari itu, ini adalah suatu fakta bahwa masyarakat kita hidupnya tidak seindah apa yang kita perkirakan dan ini satu pelajaran bagi kita semua," ujar mantan Kapolda Bali itu.

Penerima bedah rumah yang dikunjungi, yakni Kadek Santika mengaku sangat berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan.

Ia mengaku meskipun dalam pengerjaan sempat terkendala mahalnya bahan-bahan bangunan akibat erupsi Gunung Agung, pihaknya bersyukur dan berterima kasih karena akhirnya bisa memiliki rumah layak bagi istrinya Wayan Sekar dan anaknya Putu Bintang yang masih duduk di kelas 4 SD. (WDY)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018