Singaraja (Antara Bali) - Kantor Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Politik Kabupaten Buleleng, Bali, membahas pilkada daerah itu di kawasan objek wisata Lovina Singaraja, Rabu.

Kegiatan itu, menurut Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Politik (Kesbanglinmaspol) Kabupaten Buleleng, Ida Bagus Griastika, diikuti sekitar 100 orang dengan mengambil tema "Melalui Forum Komunikasi Partai Politik dan Tokoh Masyarakat Kita Sukseskan Pilkada Tahun 2012".

Griastika menambahkan, tujuan diskusi panel adalah menjalin kerja sama, meningkatkan komunikasi, memperkokoh persatuan dan kesatuan antara parpol, tokoh masyarakat dan komponen lainnya, sehingga menjelang, hingga menghadapi pelaksanaan pilkada di Buleleng berjalan aman dan kondusif.

Bupati Buleleng Putu Bagiada mengatakan, pemerintah kabupaten tetap bertanggungjawab terhadap situasi keamanan dan kenyamanan di daerahnya, dalam menghadapi pesta demokrasi.

Namun demikian, untuk menciptakan situasi yang kondusif di daerahnya, tidak hanya merupakan tangung jawab pemerintah dan aparat keamanan, tetapi semua pihak mempunyai kepedulian yang sama dan  mempunyai komitmen yang sama.

Untuk itu, kata Bupati, peran parpol, tokoh-tokoh masyarakat sangat diperlukan dalam menjaga daerah yang penuh kedamaian, kebersamaan serta keharmonisan.

"Jika semua mempunyai komitmen untuk membangun daerah Buleleng ke arah yang lebih baik, maju dan lebih sejahtera, maka proses demokrasi akan bisa berjalan dengan baik," tambah Bupati.

Menurut Bupati, pengalaman yang pahit yang pernah terjadi di daerah Buleleng pada tahun-tahun terdahulu ketika menjelang pelaksanaan pemilu presiden, legislatif maupun kepala daerah hendaknya dijadikan acuan untuk menata demokrasi yang lebih baik dan  lebih transparan.

Dia juga mengajak pimpinan parpol, tokoh-tokoh masyarakat agar dalam proses demokrasi mengedepankan etika maupun kesantunan.

Sementara itu, Putu Sugiardana mengemukakan, pemilu yang berhasil tidak hanya tergantung kepada keefektifan penyelenggara pemilu, tetapi juga tergantung kepada efektivitas pengawasan dan mekanisme penyelesaian sengketa pemilu.

Sedangkan I Gusti Ketut Arya Sunu mengatakan, demokrasi tidak datang dengan tiba-tiba dari langit, namun merupakan proses panjang melalui pembiasaan, pembelajaran dan penghayatan.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011