Denpasar (Antaranews Bali) - Para nelayan di sepanjang pesisir Pantai Sanur, Kota Denpasar, Bali, kini tetap melakukan aktivitas melaut, meskipun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan terjadi cuaca buruk akibat siklon tropis markus pada bulan April 2018.

"Kami tetap waspada terhadap prediksi tersebut, namun tidak membuat kami berhenti melaut. Kegiatan melaut tetap dilakukan sepanjang cuaca masih bersahabat," kata Ketua Kelompok Nelayan Minasariasih Pantai Sanur, Kota Denpasar, Ketut Sukarja, Sabtu.

Ia mengatakan, pihaknya bersama seluruh nelayan otomatis berhenti menangkap ikan jika cuaca mulai tidak bersahabat dan membahayakan keselamatan di laut.

Cuaca buruk berupa angin kencang, hujan, dan gelombang yang besar kini mulai dirasakan puluhan nelayan tradisional di Pantai Sanur sejak tiga hari terakhir, namun kondisi demikian masih tetap melakukan aktivitas menangkap ikan, dengan tetap mengingatkan seluruh anggota waspada.

Sukarja menjelaskan, sebagian besar anggota kelompok nelayan Minasariasih Sanur adalah nelayan kecil yang menggunakan perahu sederhana, dengan aktivitas di laut tidak lebih dari delapan kilometer dari bibir pantai.

"Jarak yang sangat terbatas itu telah dilakukannya sejak dari dulu untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat semakin ke dalam gelombang laut akan semakin tinggi, sementara peralatan yang digunakan nelayan sangat terbatas," ujar Ketut Sukarja.

Penghasilan bagi seorang nelayan tidak menentu, karena sangat tergantung dari hasil tangkapan, namun setiap melaut paling tidak mampu memperoleh 13 ekor ikan tongkol, setiap ekornya dengan berat 1-2 kilogram. Ikan tersebut dijual dengan harga Rp35.000 setiap kilogramnya. Dengan demikian penghasilannya bervariasi antara Rp455.000 hingga Rp910.000 setiap melaut.

Ikan hasil tangkapan tersebut dalam memasarkannya tidak masalah karena dibeli oleh warung-warung di sekitarnya atau dijual ke pasar tradisional.

Sebaliknya jika nelayan kurang menguntungkan itu, meskipun melaut dalam waktu yang cukup lama, namun sama sekali tidak mendapat ikan. Oleh sebab itu hasil tangkapan ikan yang diperolehnya sehari-hari harus pandai-pandai mengatur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta kelangsungan pendidikan bagi putra-putrinya. (WDY)

Pewarta: Krishna Arisudana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018