Jakarta (Antaranews Bali) - Kasus penyakit kebocoran katup jantung yang paling sering dialami oleh orang lanjut usia dikarenakan faktor degeneratif atau penuaan akibat usia.
"Di luar Indonesia, paling banyak kasus kebocoran katup jantung karena degeneratif," kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Jantung Harapan Kita dr Dicky Armein Hanafy, SpJP (K), FIHA, saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Dokter Dicky menerangkan biasanya gangguan kebocoran katup atau klep jantung dialami pada orang berusia 60 sampai 70 tahun ke atas di mana fungsi organ tubuh mulai menurun. Namun untuk di Indonesia, kata dia, kasus tertinggi kebocoran katup jantung diakibatkan penyakit jantung rematik.
Penyakit jantung rematik sendiri diakibatkan infeksi radang tenggorokan biasa yang kemudian menjalar hingga menyebabkan kerusakan pada daerah jantung.
Faktor risiko penyakit jantung rematik berkaitan erat dengan perilaku hidup seseorang yang tidak menjaga kebersihan sehingga mudah terkena infeksi, serta asupan gizi yang tidak terpenuhi.
Sementara gangguan kebocoran katup jantung sendiri tidak memiliki faktor risiko yang bisa terjadi pada siapa saja di semua usia. Dicky mengatakan kasus penyakit jantung rematik paling sering ditemui di kalangan masyarakat sosio-ekonomi bawah yang kurang menjaga kebersihan dan asupan gizi.
Penyakit katup jantung merupakan gangguan pada salah satu atau lebih dari total empat katup jantung yang dimiliki manusia. Jika katup jantung tidak dapat terbuka dengan baik akibat penebalan atau menjadi kaku, menyebabkan darah tidak bisa mengalir ke ruangan jantung selanjutnya atau seluruh tubuh sehingga kerja jantung menjadi lebih berat.
Sebaliknya apabila terjadi kebocoran katup jantung akan membuat darah yang sudah dialirkan kembali lagi ke ruangan sebelumnya dan mengurangi aliran darah ke seluruh tubuh yang membuat kerja jantung jadi lebih berat.
Kondisi katup jantung yang bocor dan aliran darah kembali ke ruangan sebelumnya bahkan bisa memenuhi paru-paru dengan cairan yang membuat penderitanya menjadi sesak.
Dokter spesialis jantung dari RS Jantung Harapan Kita dr. Siska Danny SpJP menjelaskan keluhan yang biasa dialami oleh penderitanya seperti sesak nafas, dapat pula disertai dengan nyeri dada, berdebar atau bengkak di kedua tungkai. (*/DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Di luar Indonesia, paling banyak kasus kebocoran katup jantung karena degeneratif," kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Jantung Harapan Kita dr Dicky Armein Hanafy, SpJP (K), FIHA, saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Dokter Dicky menerangkan biasanya gangguan kebocoran katup atau klep jantung dialami pada orang berusia 60 sampai 70 tahun ke atas di mana fungsi organ tubuh mulai menurun. Namun untuk di Indonesia, kata dia, kasus tertinggi kebocoran katup jantung diakibatkan penyakit jantung rematik.
Penyakit jantung rematik sendiri diakibatkan infeksi radang tenggorokan biasa yang kemudian menjalar hingga menyebabkan kerusakan pada daerah jantung.
Faktor risiko penyakit jantung rematik berkaitan erat dengan perilaku hidup seseorang yang tidak menjaga kebersihan sehingga mudah terkena infeksi, serta asupan gizi yang tidak terpenuhi.
Sementara gangguan kebocoran katup jantung sendiri tidak memiliki faktor risiko yang bisa terjadi pada siapa saja di semua usia. Dicky mengatakan kasus penyakit jantung rematik paling sering ditemui di kalangan masyarakat sosio-ekonomi bawah yang kurang menjaga kebersihan dan asupan gizi.
Penyakit katup jantung merupakan gangguan pada salah satu atau lebih dari total empat katup jantung yang dimiliki manusia. Jika katup jantung tidak dapat terbuka dengan baik akibat penebalan atau menjadi kaku, menyebabkan darah tidak bisa mengalir ke ruangan jantung selanjutnya atau seluruh tubuh sehingga kerja jantung menjadi lebih berat.
Sebaliknya apabila terjadi kebocoran katup jantung akan membuat darah yang sudah dialirkan kembali lagi ke ruangan sebelumnya dan mengurangi aliran darah ke seluruh tubuh yang membuat kerja jantung jadi lebih berat.
Kondisi katup jantung yang bocor dan aliran darah kembali ke ruangan sebelumnya bahkan bisa memenuhi paru-paru dengan cairan yang membuat penderitanya menjadi sesak.
Dokter spesialis jantung dari RS Jantung Harapan Kita dr. Siska Danny SpJP menjelaskan keluhan yang biasa dialami oleh penderitanya seperti sesak nafas, dapat pula disertai dengan nyeri dada, berdebar atau bengkak di kedua tungkai. (*/DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018