Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 30 seniman mancanegara dipimpin Prof Nyoman Wenten tampil dalam Silaturahmi Budaya di Studio Wianta Jl Pandu 56 Denpasar, Sabtu (23/7) malam.

Musisi Sawung Jabo dan Jecko’s Dancer ikut memarakkan acara yang menyajikan seni suara, musik, dan tari kontemporer ini.

Pendiri Wianta Foundation Made Wianta sebagai fasilitator mengatakan dialog antarseniman lintas disiplin dan lintas negara perlu dipupuk untuk membangun jaringan serta memperkenalkan kreativitas masing-masing. “Silaturahmi ini bersifat bebas dan spontan, namun diharapkan melahirkan sesuatu yang memberikan manfaat bagi seniman maupun penikmatnya,” kata Wianta di sela-sela acara.

Wenten dan musisi asal Ghana Ishmael Alfa Sackey dengan seperangkat alat perkusi mengiringi tari kolaborasi Nanik Wenten, Debby Jones (AS), Sanjiwani (Bali) dan Jecko Siompo-Pyto Harrys (Papua). Mereka merespons ruang dan properti yang ada yakni dua almari bekas. Terciptalah paduan tari Jawa, Bali, pantomim dan breakdance yang mereka siapkan beberapa jam sebelum tampil.

Wenten yang 30-an tahun mengajar di CalArts Los Angeles AS ini mengatakan semuanya serba spontan dan saling respons. Beberapa mahasiswa terbaiknya sedang workshop dan berlibur di Bali bertemu dengan bekas muridnya yang kini mengajar di National University Singapore. “Mereka ingin tampil berkolaborasi dengan seniman lain,” kata Wenten.

Istrinya, Nanik Wenten penari Jawa yang juga pengajar CalArts mengatakan beberapa seniman bekerjasama dengan bagus dan smart. Bagi seniman yang terbiasa dengan segala kondisi tempat, bukan hal yang sulit untuk cepat beradaptasi.

Begitu juga ketika Sawung Jabo mengajak Ishmael dan pebiola Ashton Mills (Inggris) berjam session  begitu rancak dan padu. Jabo berada di Bali untuk mempersiapkan album Kantata Barock bersama Setiawan Djodi dan Iwan Fals di sebuah studio di Ubud. "Acara seperti ini perlu dipertahankan dan digelar rutin," kata Jabo.

Bali yang kerap menjadi persinggahan seniman dari berbagai negara memungkinkan menjadi pusat pertemuan seniman dan budayawan dunia. Wenten maupun Jabo sepakat jika para seniman tersebut diajak mampir di studio atau sanggar seni di Bali untuk silaturahmi dan berdialog akan menumbuhkan inspirasi dan kreativitas luar biasa. "Betapa indah dan damainya seni," cetus Jabo.

Penonton yang sebagian besar seniman dan ekspatriat malam itu juga disuguhi tari api ala Hawai kakak-adik Rica dan Linda Traxtler (AS), penyayi Liz Jones dan jam session perkusi lintas negara. Pergelaran ditutup dengan sebuah komposisi lagu yang dimainkan mahasiswa musik London dan National University Singapore.

Menurut Wianta dalam beberapa kali berkumpul, para seniman itu memperbincangkan perihal proses kreatif berkesenian dengan serius. Meskipun sedang menghabiskan liburan di Bali mereka tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk manggung bersama dan saling menimba ilmu.

Wianta Foundation secara rutin menggelar aktivitas kebudayaan agar terjadi dialog antara seniman dan audience sehingga menumbuhkan apresiasi yang baik. Selain kegiatan Denpasar, acara serupa maupun workshop dan diskusi juga kerap dilakukan di studio Wianta Apuan, Tabanan. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011