Denpasar (Antaranews Bali) - Bank Indonesia akan mengembangkan pertanian jenis bawang merah dan cabai melalui pemberdayaan kelompok tani di Bukit Cemara, Desa Jungutan, Bebandem, Kabupaten Karangasem yang berada di kaki Gunung Agung.
"Dengan begitu petani akan mendapatkan tambahan pendapatan dan ke depannya memenuhi pasokan sehingga harapannya inflasi dapat dikendalikan," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Minggu.
Menurut Causa, lahan pertanian di Bukit Cemara potensial dikembangkan pertanian bawang merah dan cabai karena didukung tanah yang subur.
Kelompok tani Cemara Mekar di desa setempat, kata dia, juga menyambut baik rencana tersebut setelah sebelumnya bank sentral itu melakukan pertemuan dengan warga setempat.
Causa mengatakan di daerah itu terdapat lahan pertanian seluas sekitar 20 hektare yang dikelola sekitar 40 petani setempat yang selama ini belum dioptimalkan karena hanya ditanami umbi-umbian dan sisanya masih berupa padang rerumputan.
Pria yang akrab disapa CIK itu mengatakan nantinya pengelolaan pertanian itu akan diintegrasikan dengan peternakan sapi milik kelompok tani setempat sehingga tata kelola dilakukan secara organik karena kotoran sapi dapat dimanfaatkan untuk pupuk.
Ia memperkirakan untuk satu hektare lahan pertanian dapat menghasilkan sekitar 20-30 ton bawang merah yang dikerjakan secara organik.
Pihaknya akan menurunkan para petugas penyuluh untuk memberikan pemberdayaan kepada petani yang ditargetkan dapat terealisasi akhir Februari ini.
Bank sentral itu juga berencana membangun penampungan air hujan karena air menjadi salah satu sumber kendala utama mengingat Bukit Cemara berada di ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut.
Dengan adanya diversifikasi pertanian itu diharapkan petani menjadi lebih berdaya dan mampu meningkatkan ekonomi setelah terdampak aktivitas vulkanik Gunung Agung yang saat ini statusnya diturunkan menjadi level III atau siaga.
Baca juga: Tarik wisman, perlu kreasi wisata Karangasem
Bukit Cemara merupakan kawasan perbukitan dengan pemandangan Gunung Agung yang menyimpan potensi besar untuk pertanian dan pariwisata.
Mengingat lokasinya yang terpencil dengan medan yang terjal, tidak banyak masyarakat yang mengetahui potensi yang tersimpan di Bukit Cemara itu.
Saat ini sebagian kecil wisatawan mulai melirik kawasan itu untuk berwisata seperti mendaki atau kemah khususnya bagi pecinta alam. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Dengan begitu petani akan mendapatkan tambahan pendapatan dan ke depannya memenuhi pasokan sehingga harapannya inflasi dapat dikendalikan," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Minggu.
Menurut Causa, lahan pertanian di Bukit Cemara potensial dikembangkan pertanian bawang merah dan cabai karena didukung tanah yang subur.
Kelompok tani Cemara Mekar di desa setempat, kata dia, juga menyambut baik rencana tersebut setelah sebelumnya bank sentral itu melakukan pertemuan dengan warga setempat.
Causa mengatakan di daerah itu terdapat lahan pertanian seluas sekitar 20 hektare yang dikelola sekitar 40 petani setempat yang selama ini belum dioptimalkan karena hanya ditanami umbi-umbian dan sisanya masih berupa padang rerumputan.
Pria yang akrab disapa CIK itu mengatakan nantinya pengelolaan pertanian itu akan diintegrasikan dengan peternakan sapi milik kelompok tani setempat sehingga tata kelola dilakukan secara organik karena kotoran sapi dapat dimanfaatkan untuk pupuk.
Ia memperkirakan untuk satu hektare lahan pertanian dapat menghasilkan sekitar 20-30 ton bawang merah yang dikerjakan secara organik.
Pihaknya akan menurunkan para petugas penyuluh untuk memberikan pemberdayaan kepada petani yang ditargetkan dapat terealisasi akhir Februari ini.
Bank sentral itu juga berencana membangun penampungan air hujan karena air menjadi salah satu sumber kendala utama mengingat Bukit Cemara berada di ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut.
Dengan adanya diversifikasi pertanian itu diharapkan petani menjadi lebih berdaya dan mampu meningkatkan ekonomi setelah terdampak aktivitas vulkanik Gunung Agung yang saat ini statusnya diturunkan menjadi level III atau siaga.
Baca juga: Tarik wisman, perlu kreasi wisata Karangasem
Bukit Cemara merupakan kawasan perbukitan dengan pemandangan Gunung Agung yang menyimpan potensi besar untuk pertanian dan pariwisata.
Mengingat lokasinya yang terpencil dengan medan yang terjal, tidak banyak masyarakat yang mengetahui potensi yang tersimpan di Bukit Cemara itu.
Saat ini sebagian kecil wisatawan mulai melirik kawasan itu untuk berwisata seperti mendaki atau kemah khususnya bagi pecinta alam. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018