Beijing (Antaranews Bali) - Sejumlah ilmuwan di China akhir-akhir ini berhasil menemukan metode baru yang memungkinkan seseorang mampu membatasi atau menghentikan kecanduan narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba).

Satu studi telah dipublikasikan BMC Biology atas hasil penelitian selama lima tahun oleh satu tim yang dipimpin Prof Zheng Ping dari School of Basic Medical Sciences and Institutes of Brain Science di Fudan University, Shanghai, demikian sejumlah di China, Selasa.

Saat seseorang berupaya melakukan detoksifikasi kecanduan narkoba dalam situasi tertentu, maka sangat mudah membangkitkan ingatannya akan narkoba sehingga berpotensi kecanduan lagi, demikan garis besar penemuan tersebut seperti dilansir China News Service.

"Lebih dari 95 persen pengguna narkoba kembali kecanduan setelah detoksifikasi," kata Xia Yu, psikolog yang memiliki spesialisasi rehabilitasi narkoba di Beijing, seperti dikutip Global Times.

Menurut dia, seseorang kembali kecanduan narkoba karena dipicu oleh situasi lingkungan dan kondisi kejiwaannya.

Tim peneliti Fudan University melakukan eksperiman terhadap tikus kecanduan morfin yang ditempatkan dalam dua kerdus dalam kondisi berbeda.

Pada saat morfin diambil dari salah satu kerdus, tikus tersebut menunjukkan gejala sesuai dengan lingkungan di mana morfin tersebut ditarik, demikian penjelasan di laman Fudan University.

Studi tersebut juga menemukan satu mekanisme saraf yang bisa membangkitkan ingatan seseorang agar menjauhi narkoba karena perubahan lingkungan dan pengaruh mekanisme tersebut bisa menghindarkan seseorang kecanduan lagi karena faktor lingkungan.

"Meskipun berdampak positif, eksperimen tersebut tidak menjamin dapat bekerja dengan baik di dunia nyata karena menjauhi narkoba itu butuh proses yang komperehensif dan kompleks," kata Xia.

Dalam beberapa tahun terakhir China masih terus berupaya mencari jalan agar bisa mengatasi masalah kecanduan narkoba. (WDY)

Pewarta: M. Irfan Ilmie

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018