Negara (Antaranews Bali) - Petani di Kabupaten Jembrana heran dengan naiknya harga beras yang cukup tinggi, padahal harga jual padi mereka sama dengan sebelumnya.

"Pengepul maupun pabrik penyosohan beras membeli padi kami tetap sama seperti sebelumnya, tapi kok bisa harga berasnya naik lumayan besar. Gak paham saya," kata Damirin, salah seorang petani di Kecamatan Pekutatan, Minggu.

Ia mengatakan, seperti umumnya petani di Kabupaten Jembrana, ia menjual padi siap panen berdasarkan taksiran harga untuk setiap are. Saat ini, harga padi siap panen mencapai Rp240 ribu hingga Rp250 ribu, tergantung bagus tidaknya bulir padi serta posisi sawah.

"Meskipun ada kenaikan harga pada panen kali ini, harganya tidak jauh dengan panen sebelumnya. Dibanding kenaikan harga beras, selisihnya lumayan besar," katanya.

Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Jembrana Wayan Sutama saat dikonfirmasi mengatakan, idealnya saat harga beras naik harga jual padi petani juga naik, namun semua itu juga tergantung cuaca.

Menurutnya, akibat anomali cuaca, sering kondisi di lapangan berbeda dengan yang diharapkan, sehingga harga padi petani tetap sama seperti panen sebelumnya.

Namun ia mengatakan, harga padi petani saat ini jauh dibanding Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang dipatok Rp3.700 perkilogram gabah.

"Sementara harga di petani Jembrana mencapai Rp5000 perkilogram, itu artinya petani sini masih menikmati harga yang baik, meskipun transaksi jual beli padi tidak berdasarkan takaran kilogram tapi are," katanya.

Sebelumnya, terkait kenaikan harga beras kualitas medium dan premium, Bupati Jembrana I Putu Artha minta Badan Urusan Logistik untuk melakukan operasi pasar.

Saat ini beberapa sentra pertanian padi di Kabupaten Jembrana sudah mulai panen, seperti sawah sepanjang jalan Desa Budeng menuju Kelurahan Sangkaragung, Kabupaten Jembrana.(GBI)

Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018