Beijing (Antaranews) - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengampanyekan situasi Pulau Bali yang aman dari dampak letusan Gunung Agung sehingga sudah dapat dikunjungi para wisatawan dari China.


"Bali sudah aman 100 persen. Setiap hari sudah dikunjungi 15 ribu wisatawan. Artinya wisatawan sudah balik lagi ke Bali," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya  di Beijing, Selasa malam.

Presiden Joko Widodo dan beberapa menteri juga sudah mengunjungi Bali pada 22 Desember 2017. "Ini kenyataan bahwa Bali sudah kembali normal dan turis China pun sudah ada 150 ribu per bulan," kata Arief Yahya.

Menpar merasa yakin wisatawan asal daratan Tiongkok itu pada tahun-tahun mendatang akan makin banyak yang mengunjungi Pulau Dewata tersebut.
"Karena untuk turis Tiongkok, nomor satu yang mereka inginkan adalah pantai, kedua kuliner, terutama 'seafood', dan ketiga barang-barang bermerek. Oleh karena kesukaannya pantai, maka kami menawarkan pantai," kata Arief menambahkan.

Selain Bali, Menpar juga menawarkan sejumlah objek wisata pantai lainnya, seperti Manado, Lombok, Batam, Bintan, dan Belitung.

"Wisata bahari itu ada pantai, objek atas laut (seazone), dan bawah laut. Ketiga-tiganya Indonesia unggul dibandingkan dengan beberapa negara lain di Asia. Pantai kami terpanjang kedua di dunia. 'Diving spot' (lokasi penyelaman) terbaik juga ada di Indonesia," ujarnya menjawab pertanyaan wartawan mengenai keunggulan Indonesia dibandingkan dengan negara tropis lainnya.

Terkait dengan musim liburan Tahun Baru Imlek pada 15-22 Februari 2018, para pelaku industri pariwisata di Indonesia sudah siap menyambut kedatangan wisatawan dari China.

"Kami sudah siapkan agenda-agenda menarik," ujar Arief yang dalam kesempatan tersebut juga didaulat oleh salah satu stasiun televisi di China untuk memberikan ucapan Selamat Tahun Baru Imlek dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin.

Kampanye yang digelar di salah satu hotel berbintang di Beijing tersebut juga menyita perhatian ratusan masyarakat setempat. Dalam ajang tersebut, Kemenpar juga menyuguhkan tari-tarian tradisional Nusantara dari Jakarta dan Sumatera Barat.


Investor Pariwisata

Dalam kesempatan itu, Menteri Pariwisata RI Arief Yahya juga mengundang investor China menanamkan modalnya di 10 destinasi wisata Indonesia selain Pulau Bali.

"Saya rasa kewajiban China untuk masuk ke Indonesia," ujarnya di Beijing, Selasa (23/1) malam, menjawab pertanyaan awak media China mengenai kemungkinan masuknya investor Tiongkok ke 10 destinasi wisaata di Indonesia itu.

Ia menyebutkan bahwa pada 2016, investasi China di Indonesia hanya senilai 6,22 miliar dolar AS dan menduduki peringkat ke-16. Namun pada 2017 nilai investasi China melonjak drastis dengan pencapaian 318 miliar dolar AS dan berada di peringkat kedua setelah Singapura yang mencapai 385 miliar dolar AS.

"Oleh karena itu, kami meyakini China akan menjadi investor asing terbesar di Indonesia pada tahun ini. Jangan ragu-ragu untuk berinvestasi di Indonesia," katanya di sela-sela kampanye Bali Aman di Ibu Kota China itu.

Kalau investor China bersedia menanamkan modalnya di sejumlah destinasi wisata yang dijuluki "10 New Bali" itu, lanjut Menpar, maka akan memudahkan mereka membawa wisatawan dari daratan Tiongkok tersebut.

Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Pengembangan 10 Destinasi Prioritas, Hiramsyah Sambudhi Thaib, di depan para pelaku industri pariwisata China menyebutkan bahwa pengembangan kesepuluh wilayah tersebut membutuhkan modal senilai 20 miliar dolar AS.

Ia memerinci 10 destinasi tersebut meliputi Danau Toba yang membutuhkan investasi senilai 1,6 miliar dolar AS, Tanjung Kelayang (1,4 miliar dolar AS), Tanjung Lesung (4 miliar dolar AS), Kepulauan Seribu dan Kota Jakarta (1,5 miliar dolar AS), Borobudur (1,5 miliar dolar AS), Bromo-Tengger-Semeru (1,4 miliar dolar AS), Mandalika (3 miliar dolar AS), Labuan Bajo (1,2 milir dolar AS), Wakatobi (1,5 miliar dolar AS), dan Morotai (2,9 miliar dolar AS).

Pada 2019 pemerintah memproyeksikan kunjungan 10 juta wisatawan asing ke 10 destinasi prioritas tersebut. (WDY)


Video oleh M. Irfan Ilmie


Pewarta: M. Irfan Ilmie

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018