Mangupura (Antara Bali) - Meski arus lalu lintas di kawasan wisata Kuta, Kabupaten Badung, sering kali macet atau krodit, kembali mampu meraih penghargaan Wahana Tata Nugraha untuk ke-11 kalinya.

Penghargaan tertinggi di bidang tertib lalu lintas dan angkutan kota tingkat nasional berupa tropi Wahana Tata Nugraha (WTN) itu diserahkan Menteri Perhubungan di Jakarta, Rabu.

Kuta masuk dalam kategori kota sedang menjadi duta mewakili Kabupaten Badung dalam ajang Lomba Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota (LLAK). Penghargaan sebelumnya diraih tahun 1998, 2000, 2001, 2002, 2003, 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009.

Penyerahan tropi Wahana Tata Nugraha tahun ini yang merupakan hasil penilaian tahun 2010 diserahkan oleh Menteri Perhubungan RI Freddy Numbery.

Penghargaan itu diterima Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Badung I Made Sutama, SH, MH mewakili Bupati Badung.

Penganugerahan Tropi WTN Tingkat Nasional dilaksanakan di Ruang Mataram, Gedung Karya Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Dalam sambutannya Menteri Perhubungan menyampaikan bahwa maksud dan tujuan diselenggarakannya Lomba Tertib LLAK itu untuk menumbuhkembangkan dan meningkatkan tertib lalu lintas serta angkutan di wilayah perkotaan.

Disamping itu, tujuan diselenggarakannya kegiatan tersebut sebagai sarana evaluasi penyelenggaraan transportasi perkotaan.

Hal itu untuk meningkatkan motivasi pemerintah daerah dalam menyelenggarakan transportasi perkotaan, meningkatkan partisipasi pemda terhadap kegiatan di bidang transportasi perkotaan yang dilakukan oleh pemerintah pusat.

Kepala Dishubkominfo Badung Made Sutama menjelaskan, penghargaan untuk Kuta tersebut diperoleh melalui proses pengamatan terhadap kinerja jaringan jalan dan persimpangan serta seleksi administrasi maupun lapangan.

Komponen-komponen yang dinilai antara lain kelengkapan dan kondisi sarana prasarana transportasi seperti jalan, trotoar, dan alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) atau traffic light.

Kemudian keberadaan rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, pagar pengaman jalan (guardrail), parkir, terminal angkutan jalan, serta keberadaan dan kondisi angkutan umum maupun kendaraan pribadi yang ada.

Disamping itu juga dinilai tingkat kedisiplinan masyarakat dalam tertib berlalu lintas maupun kepatuhan penggunaan sabuk keselamatan (safety belt) dan helm, kondisi dan kemampuan SDM bidang transportasi serta tingkat partisipasi masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sistem transportasi.

Selain itu adanya dokumen perencanaan yang matang di bidang pengembangan transportasi serta kebijakan dan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah bersama pemangku kepentingan transportasi lainnya untuk mewujudkan transportasi yang tertib, selamat, aman, nyaman serta mampu menunjang pergerakan yang efisien dan efektif.

Made Sutama menambahkan, keberhasilan meraih penghargaan WTN juga ditentukan oleh masyarakat, yang turut mendukung upaya penciptaan tertib lalu lintas.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011