Denpasar (Antaranews Bali) - Lembaga swadaya masyarakat (LSM) "Bali Sruti" memberikan bingkisan berupa sembilan kebutuhan pokok (sembako) kepada kaum perempuan "tukang suwun" (penjual junjung dagangan) Pasar Badung untuk memperingati Hari Ibu.

"Kami peduli kepada kaum perempuan yang bekerja keras untuk mencari nafkah menghidupi keluarganya sebagai tukang `suwun` atau menjinjing belanjaan para pengunjung pasar tradisional terbesar di Kota Denpasar ini," kata Ketua LSM Bali Sruti Dr. Luh Riniti Rahayu, di sela pembagian sembako di Pasar Badung, Kota Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan kepedulian para kaum perempuan yang bekerja sebagai tukang `suwun` adalah pekerjaan yang sangat mulai, karena mereka dengan sekuat tenaga agar bisa menghidupi keluarganya.

"Kami salut dengan mereka (para wanita tukang suwun), karena mereka tak mengenal lelah untuk mendapatkan penghasilan. Oleh karena itu pada peringatan Hari Ibu ini, kami membagi kasih kepada mereka," ujar yang juga dosen Universitas Ngurah Rai Denpasar itu.

Menurut dia, peringatan Hari Ibu, tidak mesti harus dilakukan dengan serimonial atau memotong kue tar, tapi lebih dari itu semua kaum perempuan dan elemen masyarakat menyadari betapa kerasnya perjuangan mereka dalam kehidupan.

"Para tukang `suwun` di Pasar Badung yang mencapai 200 orang itu usianya mulai dari sekitar 35 tahun hingga 65 tahun. Mereka dengan sukarela menawarkan jasa kepada pengunjung pasar membantu membawakan belanjaannya," ujar Riniti Rahayu.

Oleh karena itu, kata dia, kesempatan ini dijadikan momentum untuk bisa ketemu dengan mereka, sekaligus memberikan informasi mengenai bagaimana agar keluarganya juga merasa nyaman jika ditinggal bekerja sebagai tukang junjung di pasar tersebut.

"Kami juga memberikan informasi singkat, terutama dalam mengasuh keluarga yang masih memiliki anak-anak sekolah. Sebab kasus yang terjadi belakangan ini banyak terjadi pelecehan seksual, karena orang tuanya sibuk bekerja," ucapnya.

Pada kesempatan inilah, kata Riniti Rahayu, memberikan ceramah singkat dan tip dalam menjaga anak-anaknya aman jika ditinggal bekerja, tanpa merasakan was-was di rumah maupun lingkungan masyarakat.

"Kami juga memberikan ceramah singkat terkait, bagaimana menghindari kasus-kasus yang tidak diinginkan terjadi pada anak-anaknya," katanya. (*)

Pewarta: Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017