Negara (Antara Bali) - Umat Islam (Muslim) di Kabupaten Jembrana memiliki tradisi unik, yaitu mengarak male atau telur yang dihias, saat merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Salah satu yang rutin melakukan hal tersebut adalah Kelurahan Loloan Timur, seperti saat warga mengarak 18 male di sepanjang jalan utama kelurahan tersebut hingga ke Masjid Agung Baitul Qodim, Minggu.

Untuk menarik perhatian, pemilik atau kelompok pembuat male, membentuk ribuan telur yang dibungkus kertas warna warni berwujud bangunan seperti rumah panggung Loloan, masjid hingga buah-buahan.

"Pada masa lalu, batang yang digunakan untuk menancapkan telur adalah pohon pisang, dengan filosofi pohon tersebut tidak akan mati sebelum berbuah. Saat ini banyak alternatif-alternatif bahan lainnya, namun tidak mengurangi makna male," kata Ketua Panitia Hari Besar Islam Masjid Agung Baitul Qodim Rahli Ifkar.

Ia mengatakan, tradisi male dibuat untuk menyertai anak bayi yang hendak dipotong rambutnya, yang banyak dilakukan warga muslim saat perayaan maulid.

Ketua Remaja Masjid Agung Baitul Qodim Ahmad Fawaid mengatakan, bagi warga yang tidak mampu membuat male, sementara ingin memotong rambut anaknya, pembuatannya dibantu oleh remaja Loloan Timur.

"Sudah menjadi tradisi disini untuk saling membantu, khususnya bagi warga yang kurang mampu tapi ingin membuat male untuk potong rambut anaknya," katanya.(GBI)

Pewarta: Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017