Chicago (Antara Bali/Xinhua) - Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena saham-saham global melonjak mendekati rekor tertinggi, membuat aset "safe haven" seperti emas kurang atraktif.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember, turun 12,8 dolar AS atau 0,99 persen, menjadi menetap di 1.282,1 dolar AS per ounce.
Pasar saham dunia kembali naik pada Rabu (29/11). Rekor tertinggi telah dicetak minggu ini di indeks-indeks utama saham AS. Reli di pasar saham dunia elemen "bearish" untuk daya saing logam mulia.
Di sisi data, laju pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ketiga direvisi naik menjadi 3,3 persen dari 3,0 persen, laju pertumbuhan AS tercepat dalam tiga tahun. Penjualan "pending home" atau rumah yang pengurusannya belum selesai, meningkat 3,5 persen pada Oktober, namun turun 0,6 persen dari setahun lalu.
Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 36,5 sen atau 2,17 persen, menjadi ditutup pada 16,457 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 11,6 dolar AS atau 1,22 persen, menjadi menetap di 941,2 dolar AS per ounce. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember, turun 12,8 dolar AS atau 0,99 persen, menjadi menetap di 1.282,1 dolar AS per ounce.
Pasar saham dunia kembali naik pada Rabu (29/11). Rekor tertinggi telah dicetak minggu ini di indeks-indeks utama saham AS. Reli di pasar saham dunia elemen "bearish" untuk daya saing logam mulia.
Di sisi data, laju pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ketiga direvisi naik menjadi 3,3 persen dari 3,0 persen, laju pertumbuhan AS tercepat dalam tiga tahun. Penjualan "pending home" atau rumah yang pengurusannya belum selesai, meningkat 3,5 persen pada Oktober, namun turun 0,6 persen dari setahun lalu.
Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 36,5 sen atau 2,17 persen, menjadi ditutup pada 16,457 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 11,6 dolar AS atau 1,22 persen, menjadi menetap di 941,2 dolar AS per ounce. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017