Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan daerahnya harus siap menghadapi kemungkinan terburuk pembatalan pertemuan IMF dan World Bank pada Oktober 2018, jika penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai berkepanjangan akibat bencana erupsi Gunung Agung.

"Ya tidak apa-apa, bagaimana ini `kan alam, mau bagaimana menentang alam. Harus siap-siap untuk tidak jadi," kata Pastika, di Denpasar, Senin.

Menurut orang nomor satu di Bali itu, hingga saat ini belum ada kepastian jadi tidaknya "IMF dan World Bank Annual Meeting 2018" digelar di Pulau Dewata, setelah terjadinya erupsi Gunung Agung, Kabupaten Karangasem.

"Karena tidak tahu berapa lama (erupsi terjadi-red). Kalau (erupsi) sebulan selesai, nggak ada alasan dong untuk menunda," ucap Pastika.

Yang jelas, lanjut dia, selama ini berbagai persiapan untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut sudah matang.

"Mereka (panitia-red) pun sudah meninjau berkali-kali dan menyatakan Bali siap, kecuali airport ditutup terus sampai tahun depan. Mau datang bagaimana, berenang orang," kata Pastika berseloroh.

Mantan Kapolda Bali itu pun mengingatkan bahwa sejatinya tidak ada yang pasti di depan kita, kecuali yang terjadi saat ini. "Kepastian itu cuman saat ini, `now and here`. Selebihnya kita tidak tahu apa yang terjadi besok, lusa, apalagi setahun lagi," ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Bali Nyoman Adi Wiryatama mengharapkan agar jajaran Pemprov Bali sesuai dengan kapasitas masing-masing dapat turut meringankan beban masyarakat yang terdampak langsung erupsi Gunung Agung.

"Eksekutif kami harapkan juga agar segera melakukan koordinasi dengan stakeholder pariwisata, khususnya hotel-hotel yang ada di Bali, mengingat bandara sudah mulai ditutup, agar bisa dicari jalan keluarnya," kata Adi Wiryatama. (WDY)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017