Karangasem (Antara Bali) - Untuk ketiga kalinya Gunung Agung mengeluarkan abu vulkanik dengan ketinggian mencapai 3.000 meter hingga 4.000 meter dari puncak kawah dan mengarah ke tenggara dengan kecepatan 18 km per jam, Minggu (26/11).

Tentu, hal itu membuat Pemerintah Kabupaten Karangasem, Bali, langsung menginstruksikan warganya agar menjauh dari radius 6 kilometer dari puncak gunung dengan ditambah perluasan sektoral sejauh radius 7,5 kilometer.

Pemerintah Kabupaten Karangasem, Bali, bersama BPBD Bali dan instansi terkait mendatangi warga desa yang ada di masing-masing kecamatan untuk membagikan masker gratis agar menghirup abu yang keluar dari gunung tertinggi di Pulau Dewata ini.

Selain membagikan masker, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri berjanji akan membagikan ribuan paket ransel berisi segala perlengkapan keamanan mengantisipasi kembalinya erupsi Gunung Agung kepada masyarakat di daerah itu dalam waktu dekat.

Ransel itu yang di dalamnya berisi senter, jas, masker dan kaca mata ini akan dibagikan Pemerintah Kabupaten Karangasem dalam waktu dekat untuk memproteksi warganya yang mengalami kontak langsung dengan abu vulkani Gunung Agung.

Ratusan warga asal Dusun Tihingseka, Bebandem, Kabupaten Karangasem, yang berada dalam radius kawasan rawan bencana (KRB) II juga mengharapkan bantuan tersebut agar segera diberikan mengingat kondisi pengungsian di Posko Gedung Kesenian mulai terkena abu.

Bupati Karangasem saat ditemui di Pos Pemantauan Gunung Agung, Rendang, Karangasem akan segera merealisasikan bantuan ransel kit tersebut.

Orang nomor satu di Kabupaten Karangasem ini mengimbau masyarakat, agar selalu menggunakan masker, terutama wilayah yang paling terdampak aktivitas abu vulkanik ini.

Sejak awal, Pemkab Karangasem telah mempersiapkan diri dengan berkoordinasi ke Pemprov Bali untuk melakukan penyiapan tempat untuk pengungsi, termasuk juga berkoordinasi dengan pemerintah pusat.

Untuk kesiapan logistik sudah siap pada masing-masing kecamatan dan sudah siaga sejak sepuluh hari lalu.

Sumantri mengatakan untuk dana siaga bencana, pemerintah daerah, Provinsi Bali dan pemerintah pusat juga sudah lebih mudah untuk mencairkan dana tersebut, karena saat ini Gunung Agung sudah mengalami aktivitas mengeluarkan abu vulkanik.

Sementara itu, Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) I Gede Suantika mengatakan kepulan abu tergolong sangat tinggi, tekanannya semakin kuat dan semakin tebal sehingga masyarakat disarankan menggunakan masker.

Ketinggian asap Gunung Agung terakhir pukul 12.00 WITA mencapai 3.380 meter dengan arah vertikal, namun bagian atas asap mengarah ke tenggara-timur.

Saat ini masih terekam adanya tremor menerus (microtremor) akibat kepulan aliran lava dengan amplitudo 1-3 mm (dominan 3 mm), sehingga abu vulkanik akan terus terjadi.



Aliran Lahar

Gede Suantika mengharapkan kondisi Gunung Agung tetap efusif magmatik bila terjadi saat letusan, karena aliran lavanya dipastikan akan melumer ke bawah.

Apabila tiba-tiba penambahan debit volume lava yang keluar dalam waktu singkat, sedangkan ruang yang dimiliki kawah Gunung Agung ini sangat kecil, kemungkinan besar akan menimbulkan ledakan cukup kuat.

Kendati demikian, Bupati Karangasem mengimbau masyarakatnya tidak panik menyikapi erupsi Gunung Agung asalkan menjauhi radius 6 kilometer dari puncak gunung ditambah perluasan sektoral dengan radius 7,5 kilometer.

Masyarakat sebaiknya mengungsi dengan cara berkumpul menjadi satu dengan masyarakat satu desa agar lebih mudah dilakukan pendataan dan berkumpul ke lokasi aman di atas radius 6 kilometer dari puncak gunung ditambah perluasan sektoral dengan radius 7,5 kilometer.

Dari pantauan orang nomor satu di Kabupaten Karangasem itu, ada beberapa desa yang warganya sudah mengungsi yang telah dilakukan warganya sejak 14 Oktober 2017.

Dia memastikan 48.000 warga Karangasem sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Sejak kembalinya aktivitas vulkanik Gunung Agung pada 21 November 2017, pihaknya selalu mengimbau warganya agar tetap siaga dan waspada dan mengingatkan kepada warganya yang berada di radius kawasan rawan bencana III agar mengosongkan kediamannya.

Mas Sumantri menyampaikan pemerintah daerah dari sembilan kabupaten/kota yang menerima warga pengungsi Gunung Agung agar memberikan perhatian dan tempat untuk mengungsi.

Pemerintah kabupaten/kota yang menampung warga asal Karangasem dapat kut membantu logistik para pengungsi ini ketika ada kekurangan dan apabila ada kekurangan logistik agar berkoordinasi dengan Pemkab

Dia siap datang dan siap untuk memfasilitasi, sehingga masyarakat Karangsem yang mengungsi dapat terfasilitasi dengan baik.

Imbauan itu sudah dilakukan ratusan masyarakat dari Dusun Tihingseka, Bebandem, Kabupaten Karangasem, dalam radius kawasan rawan bencana (KRB) II, yang mengungsi secara mandiri ke posko sementara di Gedung Kesenian, Kecamatan Bebandem (26/11).

Kepala Dusun Tihingseka, Made Suardita saat ditemui di Bebandem, Karangasem mengatakan sebanyak 132 orang jiwa atau 28 kepala keluarga telah tercatat mengungsi secara mandiri karena Gunung Agung kembali mengeluarkan abu vulkanik kembali yang cukup tebal, pada Pukul 07.30 Wita.

Made Suardita mengatakan jumlah kepala keluarga yang berada di Dusun Tihingseka mencapai 264 kepala keluarga yang juga telah mengungsi ke sejumlah tempat aman di kecamatan setempat.

Pihaknya hingga saat ini masih menunggu informasi dari pemerintah apakah warganya direlokasi ke tempat yang lebih aman dari radius KRB I itu. "Dari Sabtu (25/11), warga kami sudah mencium bau belerang sangat keras," ujarnya.

Agaknya, Pemerintah Kabupaten Karangasem yang merupakan "tempat"dari Gunung Agung itu sudah melakukan berbagai antisipasi, diantaranya pembagian masker dan pemberian paket ransel untuk menangkal abu vulkanik yang membahayakan pernapasan, bahkan masyarakat juga sudah didorong untuk mengungsi ke radius yang aman untuk menangkal letusan dan lahar. (*)

Pewarta: Made Surya

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017