Denpasar (Antara Bali) - Seorang dokter Rumah Sakit Universitas Airlangga, dr. Niko Azhari Hidayat Sp.BTKV meluncurkan media website www.varisesindonesia.id yakni sebuah media bagi publik untuk mendapatkan informasi, baik berita maupun konsultasi dokter terkait penyakit varises.
"Hari ini setelah saya menjadi pembicara dalam seminar `Vacum II : Bali Vascular Surgery Communitity Uptade Meeting" di Universitas Udayana, Bali. Saya juga meluncurkan pra-pembukaan (soft lounching) website terkait dengan penyakit varises," kata dr. Niko Azhari di Kampus Unud Denpasar, Bali, Sabtu.
Ia mengatakan media website atau portal tersebut aplikasinya berbasis android, sehingga warga masyarakat dapat mengunduh di Google Play atau App Store. Untuk peluncuran resmi website Varisesindonesia.id, pihaknya masih menentukan tempat dan waktu secara khusus.
"Media website yang kami luncurkan bertujuan untuk memudahkan warga masyarakat mengetahui informasi kesehatan, khususnya penyakit varises. Di website tersebut juga ada rubrik tanya jawab (konsultasi) kepada dokter yang berhubungan dengan penyakit varises," ucap Niko Azhari yang juga alumni Fakultas Kedokteran Unud itu.
Ia mengatakan dalam rubrik tersebut ada berkaitan dengan berita kesehatan, termasuk juga ruang informasi kesehatan dan konsultasi dengan dokter terkait penyakit varises.
Niko Azhari menjelaskan penyakit varises seperti gunung es, karena gejala awal sangat tidak nampak pada tubuh manusia, namun lama-kelamaan pembuluh vena akan membesar. Yang nampak penyakit itu biasanya pada kaki.
"Penyakit varises tersebut penyebabnya multi-faktor, bisa saja disebabkan karena faktor genetik (keturunan), beraktivitas berdiri atau duduk terlalu lama, dan berjalan cukup jauh. Kalau penyakit ini jika di deteksi sejak dini melalui alat kedokteran (USG) sebenarnya sudah kelihatan. Namun masyarakat Indonesia biasanya masih enggan untuk memeriksakan diri walau mereka sudah punya gejala seperti itu," ujar Niko Azhari yang juga dosen Universitas Airlangga, Surabaya.
Dikatakan, penyakit varises tersebut bisa muncul di berbagai tempat, karena penyakit ini tumbuh di pembuluh darah vena. Namun yang paling nampak adalah di bagian kaki.
"Penyakit ini bisa tergolong berbahaya jika sudah keadaannya kronis. Sebab terjadi penggumpalan darah pada pembuluh vena, maka aliran darah ke jantung dan otak akan terhambat. Dengan kondisi seperti itu bisa menyebabkan kematian," ucapnya.
Ditanya prosentase penyakit varises di Indonesia, kata Niko Azhari, dari jumlah penduduk di Tanah Air mencapai 25 persen. Karena melihat dari rutinitas masyarakat Indonesia dalam bekerja sangat ulet yakni kondisi berdiri, duduk terlalu lama serta berjalan cukup lama dan jauh.
"Hal itu juga menjadi multi-faktor timbulnya penyakit varises terhadap warga Indonesia. Karena itu kami mengharapkan dalam aktivitas berdiri atau duduk tidak boleh terlalu lama. Misalnya dalam dua jam harus melakukan gerakan berjalan bagi pekerja duduk. Begitu juga sebaliknya bagi yang beraktivitas berdiri dalam kurun waktu dua jam, sebaiknya istirahat sejenak dengan duduk," ujarnya.
Oleh karena itu, kata Niko Azhari, melalui website gratis tersebut, masyarakat bisa mengunduh aplikasinya. Jika ada keluhan bisa berkonsultasi langsung dengan dokter, karena di rubrik itu ada ruang konsultasi dokter, bahkan masyarakat bisa melampirkan foto penyakit varises yang diderita.
"Publik bisa mengunduh aplikasi website tersebut untuk bisa berkonsultasi dengan dokter. Bahkan nantinya kalau ada saran dokter bisa dilakukan tindakan secara cepat di sejumlah rumah sakit di Indonesia. Pasien tidak mesti harus datang ke Surabaya, karena di Indonesia sedikitnya sudah ada 200 dokter spesialis penyakit varises," katanya. (I020)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Hari ini setelah saya menjadi pembicara dalam seminar `Vacum II : Bali Vascular Surgery Communitity Uptade Meeting" di Universitas Udayana, Bali. Saya juga meluncurkan pra-pembukaan (soft lounching) website terkait dengan penyakit varises," kata dr. Niko Azhari di Kampus Unud Denpasar, Bali, Sabtu.
Ia mengatakan media website atau portal tersebut aplikasinya berbasis android, sehingga warga masyarakat dapat mengunduh di Google Play atau App Store. Untuk peluncuran resmi website Varisesindonesia.id, pihaknya masih menentukan tempat dan waktu secara khusus.
"Media website yang kami luncurkan bertujuan untuk memudahkan warga masyarakat mengetahui informasi kesehatan, khususnya penyakit varises. Di website tersebut juga ada rubrik tanya jawab (konsultasi) kepada dokter yang berhubungan dengan penyakit varises," ucap Niko Azhari yang juga alumni Fakultas Kedokteran Unud itu.
Ia mengatakan dalam rubrik tersebut ada berkaitan dengan berita kesehatan, termasuk juga ruang informasi kesehatan dan konsultasi dengan dokter terkait penyakit varises.
Niko Azhari menjelaskan penyakit varises seperti gunung es, karena gejala awal sangat tidak nampak pada tubuh manusia, namun lama-kelamaan pembuluh vena akan membesar. Yang nampak penyakit itu biasanya pada kaki.
"Penyakit varises tersebut penyebabnya multi-faktor, bisa saja disebabkan karena faktor genetik (keturunan), beraktivitas berdiri atau duduk terlalu lama, dan berjalan cukup jauh. Kalau penyakit ini jika di deteksi sejak dini melalui alat kedokteran (USG) sebenarnya sudah kelihatan. Namun masyarakat Indonesia biasanya masih enggan untuk memeriksakan diri walau mereka sudah punya gejala seperti itu," ujar Niko Azhari yang juga dosen Universitas Airlangga, Surabaya.
Dikatakan, penyakit varises tersebut bisa muncul di berbagai tempat, karena penyakit ini tumbuh di pembuluh darah vena. Namun yang paling nampak adalah di bagian kaki.
"Penyakit ini bisa tergolong berbahaya jika sudah keadaannya kronis. Sebab terjadi penggumpalan darah pada pembuluh vena, maka aliran darah ke jantung dan otak akan terhambat. Dengan kondisi seperti itu bisa menyebabkan kematian," ucapnya.
Ditanya prosentase penyakit varises di Indonesia, kata Niko Azhari, dari jumlah penduduk di Tanah Air mencapai 25 persen. Karena melihat dari rutinitas masyarakat Indonesia dalam bekerja sangat ulet yakni kondisi berdiri, duduk terlalu lama serta berjalan cukup lama dan jauh.
"Hal itu juga menjadi multi-faktor timbulnya penyakit varises terhadap warga Indonesia. Karena itu kami mengharapkan dalam aktivitas berdiri atau duduk tidak boleh terlalu lama. Misalnya dalam dua jam harus melakukan gerakan berjalan bagi pekerja duduk. Begitu juga sebaliknya bagi yang beraktivitas berdiri dalam kurun waktu dua jam, sebaiknya istirahat sejenak dengan duduk," ujarnya.
Oleh karena itu, kata Niko Azhari, melalui website gratis tersebut, masyarakat bisa mengunduh aplikasinya. Jika ada keluhan bisa berkonsultasi langsung dengan dokter, karena di rubrik itu ada ruang konsultasi dokter, bahkan masyarakat bisa melampirkan foto penyakit varises yang diderita.
"Publik bisa mengunduh aplikasi website tersebut untuk bisa berkonsultasi dengan dokter. Bahkan nantinya kalau ada saran dokter bisa dilakukan tindakan secara cepat di sejumlah rumah sakit di Indonesia. Pasien tidak mesti harus datang ke Surabaya, karena di Indonesia sedikitnya sudah ada 200 dokter spesialis penyakit varises," katanya. (I020)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017