Denpasar (Antara Bali) - PT Jasa Raharja (Persero) bekerja sama dengan Direktorat Lalu Lintas Polda Bali menyasar generasi muda khususnya kalangan mahasiswa untuk mengampanyekan keamanan dan keselamatan dalam berkendara guna menekan angka kecelakaan.
"Kami juga memiliki tanggung jawab menekan angka kecelakaan, selain memberikan santunan. Untuk itu kami aktif menyosialisasikan dan membudayakan keselamatan lalu lintas," kata Kepala Cabang Jasa Raharja Bali Sulistianingtias di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, kampanye keamanan dan keselamatan lalu lintas itu dilaksanakan melalui seminar dan diseminasi informasi dan wawasan terkait cara berkendara yang aman atau "safety riding" yang akan dikemas menarik menyesuaikan dengan peserta yang merupakan mahasiswa.
Seminar itu akan digelar di Aula Joop Ave Kampus Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua pada Jumat (17/11) yang akan diikuti sekitar 1.400 peserta, baik kalangan mahasiswa dan peserta "safety riding".
Untuk menghidupkan suasana, nantinya mahasiswa akan dilibatkan dalam interaksi, termasuk adanya hiburan agar kegiatan kampanye tersebut tidak monoton.
Sulistianingtias mengatakan rencananya Korps Lalu Lintas Mabes Polri, Jasa Raharja Pusat, dan pengamat kebijakan publik akan turut menghadiri seminar tersebut sebagai pembicara.
Ia mengharapkan generasi muda khususnya mahasiswa memiliki pola pikir yang menekankan keamanan dan keselamatan berkendara, mengingat angka kecelakaan lalu lintas, termasuk korban jiwa, dari tahun ke tahun jumlahnya tidak sedikit.
Senada dengan Sulistianingtias, Kepala Sub-Direktorat Keamanan dan Keselamatan Direktorat Lalu Lintas Polda Bali Ajun Komisaris Besar IK Karditha mengatakan setiap tahunnya rata-rata jumlah korban meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas di Pulau Dewata mencapai sekitar 600 jiwa.
Dia mengungkapkan hampir 60 persen di antaranya merupakan korban dengan usia produktif dan rata-rata masih muda yakni rentang usia 15-35 tahun.
"Penyebabnya sebesar 65 hingga 70 persen itu karena faktor kesalahan manusia," ucapnya.
Tingginya generasi muda menjadi korban atau pelaku dalam kecelakaan lalu lintas itu, lanjut dia, tidak terlepas dari jiwa muda yang masih cenderung emosional dalam berkendara.
Tidak jarang, lanjut dia, generasi muda dalam berkendara mengabaikan aturan atau rambu-rambu lalu lintas termasuk mengendarai kendaraan dengan kecepatan melebihi batas maksimal dan berkendara sambil mengoperasikan telepon seluler.
Untuk itu, pihaknya bersama Jasa Raharja menyasar generasi muda dalam kampanye keselamatan dan keamanan berlalu lintas. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami juga memiliki tanggung jawab menekan angka kecelakaan, selain memberikan santunan. Untuk itu kami aktif menyosialisasikan dan membudayakan keselamatan lalu lintas," kata Kepala Cabang Jasa Raharja Bali Sulistianingtias di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, kampanye keamanan dan keselamatan lalu lintas itu dilaksanakan melalui seminar dan diseminasi informasi dan wawasan terkait cara berkendara yang aman atau "safety riding" yang akan dikemas menarik menyesuaikan dengan peserta yang merupakan mahasiswa.
Seminar itu akan digelar di Aula Joop Ave Kampus Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua pada Jumat (17/11) yang akan diikuti sekitar 1.400 peserta, baik kalangan mahasiswa dan peserta "safety riding".
Untuk menghidupkan suasana, nantinya mahasiswa akan dilibatkan dalam interaksi, termasuk adanya hiburan agar kegiatan kampanye tersebut tidak monoton.
Sulistianingtias mengatakan rencananya Korps Lalu Lintas Mabes Polri, Jasa Raharja Pusat, dan pengamat kebijakan publik akan turut menghadiri seminar tersebut sebagai pembicara.
Ia mengharapkan generasi muda khususnya mahasiswa memiliki pola pikir yang menekankan keamanan dan keselamatan berkendara, mengingat angka kecelakaan lalu lintas, termasuk korban jiwa, dari tahun ke tahun jumlahnya tidak sedikit.
Senada dengan Sulistianingtias, Kepala Sub-Direktorat Keamanan dan Keselamatan Direktorat Lalu Lintas Polda Bali Ajun Komisaris Besar IK Karditha mengatakan setiap tahunnya rata-rata jumlah korban meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas di Pulau Dewata mencapai sekitar 600 jiwa.
Dia mengungkapkan hampir 60 persen di antaranya merupakan korban dengan usia produktif dan rata-rata masih muda yakni rentang usia 15-35 tahun.
"Penyebabnya sebesar 65 hingga 70 persen itu karena faktor kesalahan manusia," ucapnya.
Tingginya generasi muda menjadi korban atau pelaku dalam kecelakaan lalu lintas itu, lanjut dia, tidak terlepas dari jiwa muda yang masih cenderung emosional dalam berkendara.
Tidak jarang, lanjut dia, generasi muda dalam berkendara mengabaikan aturan atau rambu-rambu lalu lintas termasuk mengendarai kendaraan dengan kecepatan melebihi batas maksimal dan berkendara sambil mengoperasikan telepon seluler.
Untuk itu, pihaknya bersama Jasa Raharja menyasar generasi muda dalam kampanye keselamatan dan keamanan berlalu lintas. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017