Denpasar (Antara Bali) - Konsumen Amerika Serikat merupakan membeli terbanyak hasil aneka barang kerajinan termasuk pakaian jadi dan bordiran buatan masyarakat Bali, menyusul pembeli dari Jepang dan Singapura.
"Pakaian jadi dengan desain yang mampu mengikuti perkembangan zaman, masih terbanyak dipasarkan ke Amerika Serikat," kata Made Subamia, pengusaha pakaian jadi sekaligus eksportir aneka barang kerajinan, di Denpasar, Jumat.
Importir asal negeri Paman Sam umumnya membeli aneka kerajinan berupa patung kayu jenis kontemporer yang banyak diminati pembeli di negara setempat, selain karena harganya terjangkau juga kualitas memadai.
AS merupakan pasar tradisional Bali, terutama terhadap perdagangan pakaian jadi (garmen) yang dibuat menggunakan tenaga manusia berupa bordiran, diisi monte-monte sehingga memiliki nilai artistik tinggi.
Pakaian buatan Bali walau mendapat saingan berat dari komoditas serupa dari China dan India, namun tetap saja ada pesanan yang diterima perajin Bali dari AS, sehingga produk garmen tetap ramai dikapalkan ke Amerika.
Importir AS paling banyak membeli pakaian dari Bali, baik berupa rajutan maupun yang bukan rajutan, di samping hasil perikanan, kata Subamia yang sudah menggeluti usaha garmen sejak sepuluh tahun lalu.
Sesuai data dari Badan Pusat Statistik Bali terungkap bahwa realisasi perdagangan nonmigas Bali selama April 2011 ke AS bernilai 12,3 juta dolar AS, naik jika dibandingkan periode sama 2010 yang hanya 9,9 juta dolar.
Mata dagangan yang terbanyak dibeli importir AS adalah pakaian jadi dan barang rajutan mencapai 45,8 persen dari seluruh impor, menyusul penganan daging dan ikan olahan sebesar 25 persen dan kerajinan 12,5 persen.
Konsumen Jepang walau pernah dilanda bencana alam gempa bumi dan tsunami Maret lalu, namun ekspor Bali ke negeri itu masih cukup tinggi yakni mencapai 8,8 juta dolar AS selama April 2011, naik dari bulan sebelumnya 8,4 juta dolar.
Importir Singapura di peringkat tiga membeli aneka barang kerajinan untuk dijual kembali kapada masyarakat internasional yang datang ke negeri itu, yakni senilai 4,3 juta dolar pada April 2011, naik dari bulan sebelumnya tiga juta dolar.
Sementara perolehan devisa nonmigas Bali selama April 2011 sebesar 59,3 juta dolar, atau naik dari bulan sebelumnya yang hanya 56,9 juta dolar AS.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Pakaian jadi dengan desain yang mampu mengikuti perkembangan zaman, masih terbanyak dipasarkan ke Amerika Serikat," kata Made Subamia, pengusaha pakaian jadi sekaligus eksportir aneka barang kerajinan, di Denpasar, Jumat.
Importir asal negeri Paman Sam umumnya membeli aneka kerajinan berupa patung kayu jenis kontemporer yang banyak diminati pembeli di negara setempat, selain karena harganya terjangkau juga kualitas memadai.
AS merupakan pasar tradisional Bali, terutama terhadap perdagangan pakaian jadi (garmen) yang dibuat menggunakan tenaga manusia berupa bordiran, diisi monte-monte sehingga memiliki nilai artistik tinggi.
Pakaian buatan Bali walau mendapat saingan berat dari komoditas serupa dari China dan India, namun tetap saja ada pesanan yang diterima perajin Bali dari AS, sehingga produk garmen tetap ramai dikapalkan ke Amerika.
Importir AS paling banyak membeli pakaian dari Bali, baik berupa rajutan maupun yang bukan rajutan, di samping hasil perikanan, kata Subamia yang sudah menggeluti usaha garmen sejak sepuluh tahun lalu.
Sesuai data dari Badan Pusat Statistik Bali terungkap bahwa realisasi perdagangan nonmigas Bali selama April 2011 ke AS bernilai 12,3 juta dolar AS, naik jika dibandingkan periode sama 2010 yang hanya 9,9 juta dolar.
Mata dagangan yang terbanyak dibeli importir AS adalah pakaian jadi dan barang rajutan mencapai 45,8 persen dari seluruh impor, menyusul penganan daging dan ikan olahan sebesar 25 persen dan kerajinan 12,5 persen.
Konsumen Jepang walau pernah dilanda bencana alam gempa bumi dan tsunami Maret lalu, namun ekspor Bali ke negeri itu masih cukup tinggi yakni mencapai 8,8 juta dolar AS selama April 2011, naik dari bulan sebelumnya 8,4 juta dolar.
Importir Singapura di peringkat tiga membeli aneka barang kerajinan untuk dijual kembali kapada masyarakat internasional yang datang ke negeri itu, yakni senilai 4,3 juta dolar pada April 2011, naik dari bulan sebelumnya tiga juta dolar.
Sementara perolehan devisa nonmigas Bali selama April 2011 sebesar 59,3 juta dolar, atau naik dari bulan sebelumnya yang hanya 56,9 juta dolar AS.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011