Denpasar (Antara Bali) - Umat Hindu di Denpasar, Rabu memenuhi Pura Jagatnatha untuk melakukan sembahyang dalam rangkaian Hari Raya Galungan sejak pagi dan diperkirakan aktivitas itu akan berlangsung hingga malam hari.

"Jero Mangku" atau pimpinan dari Pura Jagatnatha Denpasar Ida Bagus Ketut Japa menjelaskan, Galungan bermakna sebagai hari kemenangan atau "dharma" terhadap keburukan atau "adharma".

"Galungan berasal dari kata Galung yang berarti menang. Artinya sebagai hari kemenangan dharma yang berarti kebaikan melawan adharma yang berarti kejahatan dalam diri manusia," ujarnya.

Ia melanjutkan, dharma adalah sifat-sifat baik yang dilaksanakan pada saat Galungan ini, dan adharma adalah sifat-sifat buruk.

"Dua sifat inilah yang bertempur dalam diri manusia saat menjelang Hari Raya Galungan, juga kesiapan mental atau iman dari pada umat dalam melewati hari itu sendiri, serta mematangkan jiwa," katanya saat ditemui di Pura Jagatnatha.

Di Pura Jagatnatha ini pada dua hari sebelum Galungan sudah disiapkan, termasuk sesajen yang akan dipersembahkan, yakni "penyajan" pada hari Senin (4/7), dan "penampahan" pada Selasa (5/7).

"Di sinilah umat diuji ketabahan dan imannya oleh tiga butha: butha galungan, butha dedungulan, dan butha amangkurat," kata Jero Mangku Japa.

Pura ini sudah dipenuhi umat sejak pagi karena para umat harus bergantian melakukan sembahyang bersama keluarga masing-masing. Diperkirakan perayaan Galungan ini akan ramai pada malam hari sebagai puncak waktu persembahyangan umat Hindu.

Seperti Gusti Nyoman Oka (40), salah seorang warga asal Lombok yang tengah melakukan sembahyang bersama keluarganya di Pura Jagatnatha ini. Dirinya mengaku memilih sembahyang di Pura Jagatnatha karena pada Galungan sebelumnya, dirinya dan keluarganya sudah merayakan di Lombok.

"Keluarga besar saya di Lombok, karena enam bulan yang lalu sudah merayakan di Lombok, dan sekarang gantian di sini, karena di sini juga banyak saudara. Setelah pagi sembahyang di rumah, kemudian sembahyang keliling ke pura-pura lalu silahturahmi ke rumah saudara-saudara," tuturnya.

Galungan yang dirayakan umat Hindu ini pun menjadi sebuah objek wisata turis asing, karena sejak pagi wisatawan asing tersebut ikut menyaksikan umat bersembahyang, bahkan mereka ikut mengenakan pakaian adat Bali.

Marisca Prinsloo, wisatawan asal Afrika Selatan, mengaku baru pertama kali datang ke Bali dan baru pertama kali melihat perayaan Galungan.

"Ini pertama kalinya saya datang ke Bali, pertama kalinya melihat perayaan besar ini di dalam pura. Ini sangat menarik karena hal ini tidak ada di negara saya. Tidak ada pura seperti ini," ungkapnya.

Ia mengaku, baru pertama kalinya mengetahui tentang Hindu dan tentang legendanya. "Umat hindu sangat berdedikasi untuk menjalankan ajaran agamanya," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011