Gianyar (Antara Bali) - Dua pohon misterius tumbuh di dekat Pura Melanting di areal Cagar Budaya Pura Gunung Sari, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.
"Satu pohon aneh itu ditemukan tumbuh di areal pura sebelah utara, sedangkan satunya lagi berada di sebelah timur yang merupakan tempat bersembahyang," kata I Made Pata, salah seorang warga Desa Bedulu di sekitar lokasi penemuan, Minggu.
Dia menjelaskan, pohon tersebut dianggap aneh karena berbuah tetapi tidak berdaun, ukurannya pun tidak terlalu tinggi. Hal itu membuat banyak warga sekitar berbondong-bondong untuk melihat ke lokasi penemuan.
Tanaman tersebut, ujar Made Pata, pertama kali ditemukan oleh istrinya, I Molog. Saat itu sang istri tanpa sengaja menemukan pohon misterius tersebut ketika hendak berjualan.
"Istri kemudian memberitahukan kepada saya. Kami pun bersepakat untuk membersihkan areal sekitar tempat pohon itu ditemukan," ujar Made Pata.
Dia mengatakan, pihak pengurus pura langsung mengupacarai pohon tersebut dengan menghaturkan sesajen atau "banten peras pejati", yakni dilakukan oleh pemuka agama Pura Melanting.
Supaya keberadaan tanaman itu tidak diganggu dan dijamah oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, akhirnya sekitar pohon pun dipagari.
"Kami seluruh warga sepakat untuk memagari sekitar pohon supaya tidak dirusak atau ditebang oleh tangan jahil," katanya.
Kabar penemuan tanaman misterius pun cepat tersebar, sehingga banyak warga yang datang ke pura untuk mengetahui kebenarannya.
Semenjak penemuan pohon tersebut, banyak warga penduduk sekitar ataupun asal luar daerah berdatangan ke pura itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Satu pohon aneh itu ditemukan tumbuh di areal pura sebelah utara, sedangkan satunya lagi berada di sebelah timur yang merupakan tempat bersembahyang," kata I Made Pata, salah seorang warga Desa Bedulu di sekitar lokasi penemuan, Minggu.
Dia menjelaskan, pohon tersebut dianggap aneh karena berbuah tetapi tidak berdaun, ukurannya pun tidak terlalu tinggi. Hal itu membuat banyak warga sekitar berbondong-bondong untuk melihat ke lokasi penemuan.
Tanaman tersebut, ujar Made Pata, pertama kali ditemukan oleh istrinya, I Molog. Saat itu sang istri tanpa sengaja menemukan pohon misterius tersebut ketika hendak berjualan.
"Istri kemudian memberitahukan kepada saya. Kami pun bersepakat untuk membersihkan areal sekitar tempat pohon itu ditemukan," ujar Made Pata.
Dia mengatakan, pihak pengurus pura langsung mengupacarai pohon tersebut dengan menghaturkan sesajen atau "banten peras pejati", yakni dilakukan oleh pemuka agama Pura Melanting.
Supaya keberadaan tanaman itu tidak diganggu dan dijamah oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, akhirnya sekitar pohon pun dipagari.
"Kami seluruh warga sepakat untuk memagari sekitar pohon supaya tidak dirusak atau ditebang oleh tangan jahil," katanya.
Kabar penemuan tanaman misterius pun cepat tersebar, sehingga banyak warga yang datang ke pura untuk mengetahui kebenarannya.
Semenjak penemuan pohon tersebut, banyak warga penduduk sekitar ataupun asal luar daerah berdatangan ke pura itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011