Denpasar (Antara Bali) - Keberadaan rumah modifikasi motor Kedux Garase telah beberapa kali menjadi juara dalam kejuaraan kontes modifikasi motor tingkat nasional dan internasional.
Pemilik Rumah Modifikasi motor tersebut, Nyoman Gede Sentana Putra di Denpasar, Sabtu, mengaku "builder dan melukis pinstripe" di sebuah bengkel Motor Harley sejak tahun 2006 menjadi sebuah awal untuk membangun rumah modifikasi motor tersebut.
"Saya mengawali aktivitas di dunia motor sebagai "builder dan melukis pinstripe" di sebuah bengkel motor Harley dekat rumah di Jalan Nangka Selatan, Denpasar. Sedikit demi sedikit saya belajar mendesain motor, sampai kemudian seseorang di sana meminta saya untuk belajar "pinstripe". Segala macam majalah mengenai modifikasi motor saya baca, sambil belajar menggambar "pinstripe"," ucapnya.
Ia mengatakan berawal dari sanalah menguasai keahlian mengenai "pinstripe", dan pada 2008 memulai usaha kecil di rumahnya dengan membuka sebuah bengkel cat motor bercorak "pinstripe custom" seadanya. Dengan bermodal Rp600 ribu, Sentana Putra yang akrab dipanggil Kedux memulai usahanya.
"Bahkan dari usaha yang dibuatnya sendiri mendesain helm seorang pelanggan yang dibayar waktu itu sebesar Rp700 ribu dengan pengerjaan semuanya masih serba manual yang menggunakan kuas. Dari hasil bayaran itulah saya mulai membeli perlengkapan bengkel sedikit demi sedikit, seperti `oven, dan airbrush`," tutur Kedux.
Setelah itu, kata dia, hanya bermodal nekat meminjam uang di bank, dan mulai mencoba sebuah rancang bangun motor, karena di cat dan "pinstripe" saja.
"Kemudian saya terus belajar dan mencoba hal-hal yang baru dengan tingkat tantangan yang meningkat, saya mencoba hal baru dan sampai akhirnya membuat sebuah `motor custom`. Modifikasi motor yang saya buat dengan tangan saya sendiri mulai disukai oleh teman-teman saya yang ada di komunitas kreatif NK13, dan mulai memesan untuk membuat sebuah motor custom," ucapnya.
Kedux mengaku juga rajin mengikuti kegiatan acara "custom bike" dari awal ajang di Bali, Indonesia sampai sekarang di Jepang. Dan hasil karya motor-motor "custom bike" sudah banyak disukai para pecinta "motor custom". Selain motor, Kedux juga memproduksi sebuah "merchandise" dengan nama Clothing NK13 yang
"Modifikasi motor yang saya buat sudah menyasar pasaran internasional antara lain Amerika, Calivornia, dan Jepang. Ini merupakan salah satu usaha keras yang saya rintis dari bawah dan berani mencoba sesuatu hal yang baru," ujarnya.
Kedux berharap para generasi muda di Bali, khususnya generasi muda Kota Denpasar untuk berani mencoba sesuatu yang baru dan sesuai dengan minat serta keahlian yang dikuasai.
"Jangan takut mencoba sesuatu yang menurut kalian bagus dan berguna untuk masyarakat, walau terkadang mendapat cemohan pada awalnya, karena ukuran kesuksesan itu tidak akan di dapat secara instan, perlu banyak proses yang dilalui. Memang itu mendapat tantangan berat. Asalkan jangan lupa jati diri kalian sebagai orang Bali yang memiliki budaya," ucapnya.
Kedux berharap kepada Pemerintah Kota Denpasar terus mendukung para generasi muda di dalam bidang kreatifnya serta pemerintah bisa memberikan akses dan peluang dalam mempromosikan kreasi yang sudah dihasilkan.
Selain itu juga, pemerintah tidak monoton dalam membuka ruang kreatif bagi para generasi muda, dan lebih bisa memberi ruang gerak yang luas, selain yang sudah disediakan saat ini.
"Karena pemerintah merupakan orang tua bagi kami generasi muda untuk bisa maju dan terus berkreasi," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Pemilik Rumah Modifikasi motor tersebut, Nyoman Gede Sentana Putra di Denpasar, Sabtu, mengaku "builder dan melukis pinstripe" di sebuah bengkel Motor Harley sejak tahun 2006 menjadi sebuah awal untuk membangun rumah modifikasi motor tersebut.
"Saya mengawali aktivitas di dunia motor sebagai "builder dan melukis pinstripe" di sebuah bengkel motor Harley dekat rumah di Jalan Nangka Selatan, Denpasar. Sedikit demi sedikit saya belajar mendesain motor, sampai kemudian seseorang di sana meminta saya untuk belajar "pinstripe". Segala macam majalah mengenai modifikasi motor saya baca, sambil belajar menggambar "pinstripe"," ucapnya.
Ia mengatakan berawal dari sanalah menguasai keahlian mengenai "pinstripe", dan pada 2008 memulai usaha kecil di rumahnya dengan membuka sebuah bengkel cat motor bercorak "pinstripe custom" seadanya. Dengan bermodal Rp600 ribu, Sentana Putra yang akrab dipanggil Kedux memulai usahanya.
"Bahkan dari usaha yang dibuatnya sendiri mendesain helm seorang pelanggan yang dibayar waktu itu sebesar Rp700 ribu dengan pengerjaan semuanya masih serba manual yang menggunakan kuas. Dari hasil bayaran itulah saya mulai membeli perlengkapan bengkel sedikit demi sedikit, seperti `oven, dan airbrush`," tutur Kedux.
Setelah itu, kata dia, hanya bermodal nekat meminjam uang di bank, dan mulai mencoba sebuah rancang bangun motor, karena di cat dan "pinstripe" saja.
"Kemudian saya terus belajar dan mencoba hal-hal yang baru dengan tingkat tantangan yang meningkat, saya mencoba hal baru dan sampai akhirnya membuat sebuah `motor custom`. Modifikasi motor yang saya buat dengan tangan saya sendiri mulai disukai oleh teman-teman saya yang ada di komunitas kreatif NK13, dan mulai memesan untuk membuat sebuah motor custom," ucapnya.
Kedux mengaku juga rajin mengikuti kegiatan acara "custom bike" dari awal ajang di Bali, Indonesia sampai sekarang di Jepang. Dan hasil karya motor-motor "custom bike" sudah banyak disukai para pecinta "motor custom". Selain motor, Kedux juga memproduksi sebuah "merchandise" dengan nama Clothing NK13 yang
"Modifikasi motor yang saya buat sudah menyasar pasaran internasional antara lain Amerika, Calivornia, dan Jepang. Ini merupakan salah satu usaha keras yang saya rintis dari bawah dan berani mencoba sesuatu hal yang baru," ujarnya.
Kedux berharap para generasi muda di Bali, khususnya generasi muda Kota Denpasar untuk berani mencoba sesuatu yang baru dan sesuai dengan minat serta keahlian yang dikuasai.
"Jangan takut mencoba sesuatu yang menurut kalian bagus dan berguna untuk masyarakat, walau terkadang mendapat cemohan pada awalnya, karena ukuran kesuksesan itu tidak akan di dapat secara instan, perlu banyak proses yang dilalui. Memang itu mendapat tantangan berat. Asalkan jangan lupa jati diri kalian sebagai orang Bali yang memiliki budaya," ucapnya.
Kedux berharap kepada Pemerintah Kota Denpasar terus mendukung para generasi muda di dalam bidang kreatifnya serta pemerintah bisa memberikan akses dan peluang dalam mempromosikan kreasi yang sudah dihasilkan.
Selain itu juga, pemerintah tidak monoton dalam membuka ruang kreatif bagi para generasi muda, dan lebih bisa memberi ruang gerak yang luas, selain yang sudah disediakan saat ini.
"Karena pemerintah merupakan orang tua bagi kami generasi muda untuk bisa maju dan terus berkreasi," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017