Denpasar (Antara Bali) - Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Denpasar, Bali, mengajak masyarakat untuk investasi dengan menabung saham karena prospek ekonomi yang menjanjikan seiring kenaikan indeks saham di Indonesia.
"Pertumbuhan fundamental ekonomi makin bagus sehingga investor lebih yakin berivestasi di pasar modal," kata Kepala Perwakilan BEI Denpasar Agus Andiyasa di Denpasar, Jumat.
Menurut Agus, sosialisasi dan edukasi terkait investasi saham gencar dilakukan dengan menyasar semua kalangan khususnya usia produktif termasuk generasi muda.
Dia menjelaskan BEI memiliki program "Yuk Nabung Saham" yang menjadikan investasi pasar modal lebih terjangkau, sederhana untuk masa depan yang lebih baik.
Agus mengatakan berdasarkan data dari Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan indeks saham Indonesia tetap mengalami kenaikan 13,87 persen di tengah penjualan investor asing lebih dari Rp20 triliun tahun 2017.
Dalam sepuluh tahun terakhir, lanjut dia, Indonesia menjadi negara dengan kenaikan indeks saham tertinggi di seluruh dunia yang mencapai 227,6 persen dan tidak ada negara lain yang lebih tinggi dari kenaikan itu.
Apalagi dengan predikat "layak investasi" kepada Indonesia yang diberikan sejumlah lembaga pemeringkat internasional mendorong aliran investasi masuk ke Tanah Air.
BEI Denpasar mencatat pertumbuhan investasi saham yang positif hingga 31 Juli 2017, berdasarkan jumlah sub-rekening efek (SRE) meningkat 13 persen dari tahun sebelumnya yaitu dari 10.158 menjadi 11.524 rekening.
Sedangkan berdasarkan jumlah investor (SID) meningkat 15,7 persen dari 8.499 menjadi 9.837 investor.
Dari jumlah investor tersebut tertinggi dari pegawai swasta mencapai 3.497 orang, pelajar 1.726 orang, pengusaha 1.279 orang, pegawai negeri 466 orang, pensiunan 145 orang, guru 61 orang, TNI/Polri 21 orang dan berdasarkan pekerjaan lainnya 627 orang.
BEI Bali juga mencatat sepanjang 2017 pertumbuhan jumlah investor aktif baru didominasi oleh masyarakat dengan usia antara 41-100 tahun mencapai 4.042 orang.
Minat generasi muda untuk berinvestasi juga makin tinggi dengan usia 18-25 tahun yang mencapai 2.327 orang, usia 26-30 tahun mencapai 1.278 orang dan usia 31-40 tahun mencapai 2.166 orang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Pertumbuhan fundamental ekonomi makin bagus sehingga investor lebih yakin berivestasi di pasar modal," kata Kepala Perwakilan BEI Denpasar Agus Andiyasa di Denpasar, Jumat.
Menurut Agus, sosialisasi dan edukasi terkait investasi saham gencar dilakukan dengan menyasar semua kalangan khususnya usia produktif termasuk generasi muda.
Dia menjelaskan BEI memiliki program "Yuk Nabung Saham" yang menjadikan investasi pasar modal lebih terjangkau, sederhana untuk masa depan yang lebih baik.
Agus mengatakan berdasarkan data dari Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan indeks saham Indonesia tetap mengalami kenaikan 13,87 persen di tengah penjualan investor asing lebih dari Rp20 triliun tahun 2017.
Dalam sepuluh tahun terakhir, lanjut dia, Indonesia menjadi negara dengan kenaikan indeks saham tertinggi di seluruh dunia yang mencapai 227,6 persen dan tidak ada negara lain yang lebih tinggi dari kenaikan itu.
Apalagi dengan predikat "layak investasi" kepada Indonesia yang diberikan sejumlah lembaga pemeringkat internasional mendorong aliran investasi masuk ke Tanah Air.
BEI Denpasar mencatat pertumbuhan investasi saham yang positif hingga 31 Juli 2017, berdasarkan jumlah sub-rekening efek (SRE) meningkat 13 persen dari tahun sebelumnya yaitu dari 10.158 menjadi 11.524 rekening.
Sedangkan berdasarkan jumlah investor (SID) meningkat 15,7 persen dari 8.499 menjadi 9.837 investor.
Dari jumlah investor tersebut tertinggi dari pegawai swasta mencapai 3.497 orang, pelajar 1.726 orang, pengusaha 1.279 orang, pegawai negeri 466 orang, pensiunan 145 orang, guru 61 orang, TNI/Polri 21 orang dan berdasarkan pekerjaan lainnya 627 orang.
BEI Bali juga mencatat sepanjang 2017 pertumbuhan jumlah investor aktif baru didominasi oleh masyarakat dengan usia antara 41-100 tahun mencapai 4.042 orang.
Minat generasi muda untuk berinvestasi juga makin tinggi dengan usia 18-25 tahun yang mencapai 2.327 orang, usia 26-30 tahun mencapai 1.278 orang dan usia 31-40 tahun mencapai 2.166 orang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017