Jakarta (Antara Bali) - Sebagian perempuan yang tengah mengandung
kerap merasa khawatir muncul garis-garis pada kulit di sekitar perut,
payudara, paha atau bokongnya atau stretch marks.
Dokter
sekaligus presenter, Reisa Broto Asmoro mengatakan tentu saja kondisi
yang biasa terjadi saat usia kandungan mencapai 6-7 bulan ini bisa
dicegah, salah satunya menjaga elastisitas kulit.
"Kulit
dibuat sedemikian elastis, bisa dikasih oil yang banyak, dikasih
nutrisi jangan sampai kondisi kulitnya kering. Kalau kurang minum atau
kita berada di ruang dingin kulit kita kering pecah kecil-kecil," kata
dia di Jakarta, Rabu (25/10).
Nutrisi yang dibutuhkan kulit bisa berasal dari makanan mengandung vitamin A, E dan C.
Jika tindakan pencegahan tak mampu menghalau stretch marks, prosedur laser bisa menjadi pilihan. Hanya saja, selain membutuhkan biaya tak sedikit, cara ini menyakitkan.
"Stretch mark itu kalau mau dihilangkan total itu dengan laser tapi butuh biaya besar dan enggak cukup sekali dan sakit," kata Reisa.
Stretch marks muncul
akibat pecahnya lapisan kulit yang tak bisa meregang secara cepat,
seiring tubuh ibu hamil yang membesar atau menggemuk tiba-tiba.
"Masalahnya
kadang-kadang kulit harus bisa elastis sedemikian cepatnya kulit kita
belum bentuk sel-selnya. Jadi ada bagian kulit yang pecah terlihat lebih
tipis. Tiba-tiba dalam waktu enam bulan naik 10 kilogram itu bisa
kulitnya belum sempat membentuk kulit baru untuk peregangan, sudah pecah
duluan," papar Reisa.
Kondisi kulit yang kering juga menjadi pemicu munculnya stretch marks. Oleh karena itu, sebaiknya jaga elastisitas (sekaligus kelembapan) kulit menjadi upaya penting menghindari stretch marks. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017