Kuta (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengingatkan generasi muda di Pulau Dewata untuk senantiasa menjauhi narkoba dan seks bebas, di tengah masih tingginya kasus HIV/AIDS.
"Melalui KSPAN (kelompok siswa peduli AIDS dan narkoba) ini, saya berharap agar masyarakat sekolah sedini mungkin mendapatkan informasi yang lengkap tentang HIV/AIDS yang akhirnya dapat melakukan upaya pencegahan sedini mungkin," kata Sudikerta dalam acara penilaian lomba KSPAN tingkat Provinsi Bali tahun 2017, di SMKN 1 Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Senin.
Esensi lomba KSPAN ini menurut Sudikerta adalah bagaimana melibatkan seluruh komponen civitas sekolah dalam merespons masalah HIV/AIDS dan narkoba di kalangan siswa dan remaja yang sampai hari ini kasusnya terus meningkat.
Data dari Dinas Kesehatan Prvinsi Bali menyebutkan bahwa total komulatif kasus HIV/AIDS di Bali sejak 1987 sampai Juli 2017 mencapai 17.280 kasus yang tersebar ke seluruh kabupaten di Bali.
Kebanyakan HIV/AIDS menyerang usia produktif berkisar antara 15 sampai 50 tahun. Setengahnya atau sekitar 50 persen dari usia produktif tersebut adalah usia pelajar SMP atau SMA.
"Inilah, esensi dari acara lomba ini kenapa kita berfokus pada pelibatan siswa pada masalah HIV/AIDS dan narkoba agar mereka tahu dan sadar betapa seriusnya dampak buruk yang ditimbulkan bagi masa depan mereka," ucapnya.
Oleh karena itu, Sudikerta yang juga Ketua Tim Penilai Lomba KSPAN tingkat Provinsi Bali mengajak seluruh masyarakat khususnya generasi muda untuk menjauhi narkoba dan juga seks bebas.
"Memproteksi diri lebih dini dari ancaman HIV/AIDS dan narkoba sangat diperlukan guna meminimalisasi ruang lingkup peredarannya. Untuk itu, sekali lagi saya mengajak siswa-siswi generasi penerus bangsa untuk katakan tidak pada narkoba dan seks bebas.
Kepala SMKN 1 Kuta Selatan I Nyoman Supartha dalam laporannya menyampaikan rasa syukur karena KSPAN SMKN 1 Kuta Selatan diberikan kepercayaan untuk mewakili kabupaten Badung di tingkat Provinsi Bali.
SMKN 1 Kuta Selatan yang berdiri pada 1997 dengan diawali dua program keahlian tersebut kini sudah menjadi lima program keahlian dengan tujuh kompetensi keahlian.
KSPAN SMKN 1 Kuta Selatan diungkapkan Supartha berdiri pada tahun 2013. Dengan kondisi sekolah yang berada di wilayah pariwisata maka akan sangat riskan untuk penyaluran bahaya narkoba dan penyakit HIV/AIDS.
"Dengan adanya KSPAN di sekolah, maka hal ini sangat penting ditengah gencarnya peredaran narkoba dan bahaya HIV/AIDS yang kian meningkat," ucapnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Melalui KSPAN (kelompok siswa peduli AIDS dan narkoba) ini, saya berharap agar masyarakat sekolah sedini mungkin mendapatkan informasi yang lengkap tentang HIV/AIDS yang akhirnya dapat melakukan upaya pencegahan sedini mungkin," kata Sudikerta dalam acara penilaian lomba KSPAN tingkat Provinsi Bali tahun 2017, di SMKN 1 Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Senin.
Esensi lomba KSPAN ini menurut Sudikerta adalah bagaimana melibatkan seluruh komponen civitas sekolah dalam merespons masalah HIV/AIDS dan narkoba di kalangan siswa dan remaja yang sampai hari ini kasusnya terus meningkat.
Data dari Dinas Kesehatan Prvinsi Bali menyebutkan bahwa total komulatif kasus HIV/AIDS di Bali sejak 1987 sampai Juli 2017 mencapai 17.280 kasus yang tersebar ke seluruh kabupaten di Bali.
Kebanyakan HIV/AIDS menyerang usia produktif berkisar antara 15 sampai 50 tahun. Setengahnya atau sekitar 50 persen dari usia produktif tersebut adalah usia pelajar SMP atau SMA.
"Inilah, esensi dari acara lomba ini kenapa kita berfokus pada pelibatan siswa pada masalah HIV/AIDS dan narkoba agar mereka tahu dan sadar betapa seriusnya dampak buruk yang ditimbulkan bagi masa depan mereka," ucapnya.
Oleh karena itu, Sudikerta yang juga Ketua Tim Penilai Lomba KSPAN tingkat Provinsi Bali mengajak seluruh masyarakat khususnya generasi muda untuk menjauhi narkoba dan juga seks bebas.
"Memproteksi diri lebih dini dari ancaman HIV/AIDS dan narkoba sangat diperlukan guna meminimalisasi ruang lingkup peredarannya. Untuk itu, sekali lagi saya mengajak siswa-siswi generasi penerus bangsa untuk katakan tidak pada narkoba dan seks bebas.
Kepala SMKN 1 Kuta Selatan I Nyoman Supartha dalam laporannya menyampaikan rasa syukur karena KSPAN SMKN 1 Kuta Selatan diberikan kepercayaan untuk mewakili kabupaten Badung di tingkat Provinsi Bali.
SMKN 1 Kuta Selatan yang berdiri pada 1997 dengan diawali dua program keahlian tersebut kini sudah menjadi lima program keahlian dengan tujuh kompetensi keahlian.
KSPAN SMKN 1 Kuta Selatan diungkapkan Supartha berdiri pada tahun 2013. Dengan kondisi sekolah yang berada di wilayah pariwisata maka akan sangat riskan untuk penyaluran bahaya narkoba dan penyakit HIV/AIDS.
"Dengan adanya KSPAN di sekolah, maka hal ini sangat penting ditengah gencarnya peredaran narkoba dan bahaya HIV/AIDS yang kian meningkat," ucapnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017