Karangasem (Antara Bali) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra menilai Gunung Agung yang saat ini masuk status awas itu berarti dia sedang memproduksi berkah untuk masyarakat di Kabupaten Karangasem, Bali.

"Untuk itu, kami mengimbau kepada masyarakat agar bersabar di tempat pengungsian. Pada waktunya berkah ini akan dikeluarkan dalam bentuk kesuburan tanah, berupa material pasir, batu alam yang semuanya memiliki nilai ekonomis," ujarnya di Karangasem, Senin.

Ditemui di Pos Pantau Gunung Agung, ia menilai Gunung Agung sudah memberikan banyak berkah untuk masyarakat Bali umumnya dan Kabupaten Karangasem khususnya karena sudah bertriliun-triliun rupiah diberikan dengan menjual hasil galian C pasir yang ada di daerah itu.

Kemudian batu alam yang berasal dari lava panas akibat letusan Gunung Agung pada Tahun 1963, juga memiliki nilai ekonomis untuk dibuat untuk membangun pondasi rumah dan membuat bangunan pura atau tempat pemujaan umat hindu (palinggih dan bataran pura) di Bali.

Oleh karenanya, pihaknya menilai Gunung Agung sedang memproduksi berkah yang akan diberikan kepada masyarakat di daerah yang masuk zona KRB, sehingga untuk saat ini pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tidak kembali dahulu ke rumahnya dan tetao bersabar dipengungsian.

"Selagi menunggu Gunung Agung mengeluarkan berkahnya, mari menjauh dahulu dari gunung setinggi 3.142 mbpl ini. Nanti kalau sudah berkahnya dikeluarkan dan selelsai bau ambil bersama-sama berkah ini," ujarnya.

Untuk itu, pihaknya mengajak masyarakat agar mengubah pola pikir (menset) bahwa Gunung Agung akan membawa bencana, sehingga tidak ada penderitaan dan timbul rasa kenyamanan. "Saya mohon ini disampaikan media kepada masyarakat, agar tidak berfikir akan bersiap-siap menghadapi bencana," ujarnya.

Dewa mengajak masyakata kembali bercermin setelah Gunung Agung meletus Tahun 1963, sudah berapa banyak uang dan berkah yang diberikan gunung yang disucikan umat Hindu di Pulau Dewata ini berupa material vulkanik seperti pasir dan batu alam.

"Coba kita koreksi lagi, sudah berapa triliun berkah yang kita ambil dari Gunung Agung ini. Kan belum habis galian C saat ini yang ada di Desa Selat, Desa Duda, Bebandem dan Kubu. Kalikan saja satu truk pengangkut pasir berapa juta mendapat uang dari berkah Gunung Agung ini," ujarnya.

Ia menganalogikan, satu truk pengangkut pasir menjual dengan harga Rp1,5 juta per hari per satu unit truknya. Kemudian, dikalian berapa truk yang keluar masuk galian C bisa dibayangkan berapa banyak berkah yang kita dapat dari Gunung Agung," ucapnya lagi,

Selain itu, Gunung Agung memberikan kesuburan terhadap lahan pertanian yang diakui memiliki kualitas yang sangat baik untuk bercocok tanam.

"Kalau masyarakat mau berpikir bahwa menjauh dari Gunung Agung yang saat ini masuk level awas, maka tidak ada rasa penderitaan selama berada dipengungsian," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017