Mangupura (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, mengajak mahasiswa Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Udayana, Denpasar untuk meneliti kandungan biji mangrove agar bisa dikonsumsi menjadi olahan pangan sirup, wedang (kopi) biji mangrove dan lulur.
"Penelitian ini perlu dilakukan karena Kabupaten Badung memiliki kawasan mangrove yang potensial. Saya mengharapkan pohon mangrove tidak hanya berfungsi sebagai kawasan konservasi bagi biota laut, namun dapat memberi manfaat dan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitarnya," kata Kepala Badan Litbang Kabupaten Badung I Wayan Suambara dalam siaran persnya, di Mangupura, Kamis.
Ajakan tersebut mendapat tanggapan positif dari Ketua Kelompok Studi Mangrove Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana (Unud), Pande Komang Egar Prihandana yang didampingi oleh Wakil Ketuanya William Boom Alwer.
Bahkan diinformasikan pula bahwa Program Studi mereka juga mempunyai pemikiran yang sama dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung dan menyanggupi akan segera mengambil langkah-langkah bersama dosen pembimbingnya.
Dalam diskusi tersebut Kepala Badan Litbang mengharapkan, agar secara paralel dilakukan pemetaan potensi mangrove untuk mengetahui potensi biji mangrove sebagai bahan baku olahan, penerapan teknologi pengolahan sampai dengan wujud hasil olahan.
"Prioritaskan pelaksanaan penelitian dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dan pada waktunya nanti baru dipikirkan pemasaran hasil olahan tersebut," katanya.
Suambara berjanji segera memperjuangkan dukungan dana untuk melaksanakan kegiatan ini sebagai wujud sinergi antara Pemerintah Kabupaten Badung dengan Perguruan Tinggi dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.
"Apabila ini berhasil diwujudkan maka tidak tertutup kemungkinan Kabupaten Badung akan memiliki ikon baru berupa ekowisata Mangrove yang memiliki keanekaragaman manfaat," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Penelitian ini perlu dilakukan karena Kabupaten Badung memiliki kawasan mangrove yang potensial. Saya mengharapkan pohon mangrove tidak hanya berfungsi sebagai kawasan konservasi bagi biota laut, namun dapat memberi manfaat dan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitarnya," kata Kepala Badan Litbang Kabupaten Badung I Wayan Suambara dalam siaran persnya, di Mangupura, Kamis.
Ajakan tersebut mendapat tanggapan positif dari Ketua Kelompok Studi Mangrove Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana (Unud), Pande Komang Egar Prihandana yang didampingi oleh Wakil Ketuanya William Boom Alwer.
Bahkan diinformasikan pula bahwa Program Studi mereka juga mempunyai pemikiran yang sama dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung dan menyanggupi akan segera mengambil langkah-langkah bersama dosen pembimbingnya.
Dalam diskusi tersebut Kepala Badan Litbang mengharapkan, agar secara paralel dilakukan pemetaan potensi mangrove untuk mengetahui potensi biji mangrove sebagai bahan baku olahan, penerapan teknologi pengolahan sampai dengan wujud hasil olahan.
"Prioritaskan pelaksanaan penelitian dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dan pada waktunya nanti baru dipikirkan pemasaran hasil olahan tersebut," katanya.
Suambara berjanji segera memperjuangkan dukungan dana untuk melaksanakan kegiatan ini sebagai wujud sinergi antara Pemerintah Kabupaten Badung dengan Perguruan Tinggi dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.
"Apabila ini berhasil diwujudkan maka tidak tertutup kemungkinan Kabupaten Badung akan memiliki ikon baru berupa ekowisata Mangrove yang memiliki keanekaragaman manfaat," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017