Kuta (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan peristiwa Bom Bali I yang terjadi pada 12 Okober 2002, hendaknya oleh masyarakat tidak untuk dilupakan, namun menjadi momentum supaya belajar memaafkan.
"Mari kita hilangkan dendam itu. Peringatan ini saya harapkan bukan menorehkan dendam baru, tetapi belajar memaafkan," kata Pastika pada acara Peringatan 15 Tahun Bom Bali di Monumen Ground Zero, Legian, Kuta, Kamis.
Menuru dia, dengan menaruh dendam, justru akan menimbulkan pikiran untuk membalas dendam. Oleh sebab itu, ia mengajak masyarakat khususnya para korban dan keluarganya untuk menghilangkan dendam tersebut.
"Melalui peristiwa ini kita belajar bahwa perdamaian dan kedamaian bukan datang dari langit, namun harus ada upaya untuk menciptakannya yang dimulai dengan berdamai dengan diri sendiri," ucap mantan Kapolda Bali itu.
Selain itu, Pastika mengaku tersentuh dengan surat yang dibacakan oleh dua anak korban Bom Bali pada peringatan kali ini. Ia mengajak para korban dan keluarganya untuk selalu tegar dan menunjukkan bahwa tidak takut dan hancur karena peristiwa tersebut.
Mantan Kapolda Bali ini tidak menampikada kontroversi terhadap peringatan peristiwa ini. Tetapi, menurutnya peringatan ini tetap perlu.
Secara khusus ia menyampaikan terima kasih kepada Isana Dewata, yayasan yang menaungi korban Bom Bali yang telah membuat peringatan ini terjadi.
"Sekali lagi saya berterima kasih kepada Isana Dewata yang telah mengurus dirinya sendiri dan mengurus saudara-saudaranya," ujarnya.
Pastika juga secara resmi meluncurkan buku yang dibuat Yayasan Isana Dewata berjudul "Luka Bom Bali" berisikan cerita 15 korban Bom Bali I dan II. Ia sekaligus menjadi pembeli pertama dengan membeli 50 eksemplar buku tersebut.
Acara peringatan juga dihadiri Konsul Jenderal Negara Asing, Wakil Ketua DPRD Bali, Danrem, Ketua FKUB Bali, Wakil Bupati Badung dan anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah lainnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Mari kita hilangkan dendam itu. Peringatan ini saya harapkan bukan menorehkan dendam baru, tetapi belajar memaafkan," kata Pastika pada acara Peringatan 15 Tahun Bom Bali di Monumen Ground Zero, Legian, Kuta, Kamis.
Menuru dia, dengan menaruh dendam, justru akan menimbulkan pikiran untuk membalas dendam. Oleh sebab itu, ia mengajak masyarakat khususnya para korban dan keluarganya untuk menghilangkan dendam tersebut.
"Melalui peristiwa ini kita belajar bahwa perdamaian dan kedamaian bukan datang dari langit, namun harus ada upaya untuk menciptakannya yang dimulai dengan berdamai dengan diri sendiri," ucap mantan Kapolda Bali itu.
Selain itu, Pastika mengaku tersentuh dengan surat yang dibacakan oleh dua anak korban Bom Bali pada peringatan kali ini. Ia mengajak para korban dan keluarganya untuk selalu tegar dan menunjukkan bahwa tidak takut dan hancur karena peristiwa tersebut.
Mantan Kapolda Bali ini tidak menampikada kontroversi terhadap peringatan peristiwa ini. Tetapi, menurutnya peringatan ini tetap perlu.
Secara khusus ia menyampaikan terima kasih kepada Isana Dewata, yayasan yang menaungi korban Bom Bali yang telah membuat peringatan ini terjadi.
"Sekali lagi saya berterima kasih kepada Isana Dewata yang telah mengurus dirinya sendiri dan mengurus saudara-saudaranya," ujarnya.
Pastika juga secara resmi meluncurkan buku yang dibuat Yayasan Isana Dewata berjudul "Luka Bom Bali" berisikan cerita 15 korban Bom Bali I dan II. Ia sekaligus menjadi pembeli pertama dengan membeli 50 eksemplar buku tersebut.
Acara peringatan juga dihadiri Konsul Jenderal Negara Asing, Wakil Ketua DPRD Bali, Danrem, Ketua FKUB Bali, Wakil Bupati Badung dan anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah lainnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017