Mangupura (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, mendorong kelompok nelayan "Wana Sari" di Kuta, Bali untuk mengoptimalkan budidaya kepiting bakau dengan keramba jaring, guna meningkatkan pendapatan nelayan setempat.
"Kami mengapresiasi usaha dan kerja keras kelompok nelayan ini, karena mampu mengoptimalkan budidaya kepiting bakau," kata Kepala Badan Litbang Kabupaten Badung I Wayan Suambara saat mengunjungi kampung kepiting di Kuta, Bali, Senin.
Pihaknya akan menyampaikan upaya budidaya kelompok nelayan ini kepada Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, karena sejalan dengan implementasi Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB).
Litbang Badung berobsesi agar kampung kepiting di Jalan Bypass Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta ini bisa menjadi salah satu ikon ekowisata di Badung, apalagi lokasinya di dekat Bandara Ngurah Rai dan kawasan pariwisata.
"Kami siap memfasilitasi para kelompok nelayan ini untuk mendapat pendampingan dari perguruan tinggi dalam meneliti diversifikasi produksi olahan biji mangrove dalam bentuk kopi mangrove dan teh mangrove," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Nelayan "Wana Sari" I Made Sumasa mengatakan pembudidayaan kepiting bakau ini sangat potensial dari segi populasi maupun peminat pasar di Bali.
"Pada awalnya kelompok nelayan ini memasok kepiting bakau ke berbagai restoran dan hotel, namun sejak dikembangkannya restoran kampung kepiting di lokasi ini, maka produksi yang ada sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan usaha kelompok," ujarnya.
Ia mengakui, rata-rata mampu menjual kepiting bakau 50 kilogram per harinya. "Kami sangat mengharapkan dukungan Pemkab Badung untuk meningkatkan pembudidayaan ini sehingga dapat menambah penghasilan para nelayan," ujar Sumasa.
Kelompok nelayan Wana Sari tersebut dibentuk tahun 2008 dan sampai saat ini beranggotakan 95 orang, yang terus menerus melakukan langkah-langkah pembudidayaan kepiting bakau.
Bahkan kelompok ini juga sering menjadi objek penelitian perguruan tinggi, praktek kerja lapangan mahasiswa dari luar Bali serta telah pula mendapat kunjungan dari Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
Keinginan kelompok nelayan setempat membudidayakan kepiting tersebut karena populasinya sempat berkurang, sehingga dilakukan upaya budidaya keramba jaring dengan pola pembesaran dan pembibitan.
Pola pembesaran dan pembibitan itu menggunakan teknik pembudidaya satu jantan dengan empat betina yang sudah menunjukkan tingkat keberhasilan 80 persen dari larva yang terseleksi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami mengapresiasi usaha dan kerja keras kelompok nelayan ini, karena mampu mengoptimalkan budidaya kepiting bakau," kata Kepala Badan Litbang Kabupaten Badung I Wayan Suambara saat mengunjungi kampung kepiting di Kuta, Bali, Senin.
Pihaknya akan menyampaikan upaya budidaya kelompok nelayan ini kepada Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, karena sejalan dengan implementasi Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB).
Litbang Badung berobsesi agar kampung kepiting di Jalan Bypass Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta ini bisa menjadi salah satu ikon ekowisata di Badung, apalagi lokasinya di dekat Bandara Ngurah Rai dan kawasan pariwisata.
"Kami siap memfasilitasi para kelompok nelayan ini untuk mendapat pendampingan dari perguruan tinggi dalam meneliti diversifikasi produksi olahan biji mangrove dalam bentuk kopi mangrove dan teh mangrove," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Nelayan "Wana Sari" I Made Sumasa mengatakan pembudidayaan kepiting bakau ini sangat potensial dari segi populasi maupun peminat pasar di Bali.
"Pada awalnya kelompok nelayan ini memasok kepiting bakau ke berbagai restoran dan hotel, namun sejak dikembangkannya restoran kampung kepiting di lokasi ini, maka produksi yang ada sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan usaha kelompok," ujarnya.
Ia mengakui, rata-rata mampu menjual kepiting bakau 50 kilogram per harinya. "Kami sangat mengharapkan dukungan Pemkab Badung untuk meningkatkan pembudidayaan ini sehingga dapat menambah penghasilan para nelayan," ujar Sumasa.
Kelompok nelayan Wana Sari tersebut dibentuk tahun 2008 dan sampai saat ini beranggotakan 95 orang, yang terus menerus melakukan langkah-langkah pembudidayaan kepiting bakau.
Bahkan kelompok ini juga sering menjadi objek penelitian perguruan tinggi, praktek kerja lapangan mahasiswa dari luar Bali serta telah pula mendapat kunjungan dari Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
Keinginan kelompok nelayan setempat membudidayakan kepiting tersebut karena populasinya sempat berkurang, sehingga dilakukan upaya budidaya keramba jaring dengan pola pembesaran dan pembibitan.
Pola pembesaran dan pembibitan itu menggunakan teknik pembudidaya satu jantan dengan empat betina yang sudah menunjukkan tingkat keberhasilan 80 persen dari larva yang terseleksi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017