Klungkung (Antara Bali) - Puluhan warga binaan di Rumah Tahanan Kelas IIB, Kabupaten Klungkung, Bali, menjadi relawan untuk pengungsi Gunung Agung di GOR Swecapura, dengan memberi pelatihan cara mendaur ulang barang tidak terpakai menjadi benda bernilai ekonomis.
"Kami ingin membantu pengungsi Gunung Agung, agar para pengungsi memiliki kegiatan positif selama di posko pengungsian dengan dilatih cara mengelola barang yang tidak terpakai menjadi barang yang berguna," kata Pengelola Bimbingan Kemandirian Warga Binaan Rutan Kelas IIB Kabupaten Klungkung, Nyoman Kantun, di Klungkung, Sabtu.
Ia mengatakan para penghuni rutan terlibat secara langsung memberikan pelatihan singkat bagaimana cara mengolah koran menjadi anyaman yang unik berbentuk bokoran canang (tempat untuk meletakkan sarana ritual), lampu hias, dan kotak tisu.
Mereka juga melatih para pengungsi untuk membuat kotak pensil dari barang yang tidak terpakai.
"Kegiatan pelatihan ini sudah kami lakukan dua hari (6-7 Oktober 2017)," katanya.
Nyoman Kantun mengatakan kegiatan sosial itu akan terus dievaluasi agar ke depannya dapat dilakukan secara berkala untuk mengisi kegiatan para pengungsi Gunung Agung agar tidak merasa bosan di pengungsian.
"Karena lokasi rutan tidak jauh dari posko pengungsian, maka kegiatan sosial ini akan kami upayakan dengan melibatkan warga binaan yang telah memiliki keterampilan ini," katanya.
Ia menegaskan tujuan warga binaan terlibat menjadi relawan karena niat tulus mereka ingin membantu dan memberikan keahlian mendaur ulang kepada pengungsi agar lebih terampil meskipun berada di pengungsian.
"Apabila mereka (pengungsi, red.) ini sudah bisa membuat satu buah bokoran, maka hasil kerajinannya itu sebagai hadiah mereka agar dapat lebih banyak membuat barang yang bisa di daur ulang," katanya.
Kegiatan pelatihan membuat anyaman koran untuk pengungsi itu dilakukan pada Jumat (6/10), mulai Pukul 08.00 hingga 16.30 Wita, sedangkan pada Sabtu mereka memberikan pelatihan merangkai koran mulai pukul 14.00 Wita hingga selesai.
"Kegiatan ini juga untuk mengisi waktu luang warga binaan untuk membantu sesama," katanya.
Pihaknya juga membawa hasil kerajinan yang telah dibuat warga binaan setempat, untuk dijual kepada pengunjung yang datang melihat situasi pengungsi GOR Swecapura yang ingin memberikan donasi kepada pengungsi Gunung Agung.
"Hasil kerajinan warga binaan ini juga dijual dengan harga bervariasi, mulai harga Rp50 ribu hingga Rp250 ribu," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami ingin membantu pengungsi Gunung Agung, agar para pengungsi memiliki kegiatan positif selama di posko pengungsian dengan dilatih cara mengelola barang yang tidak terpakai menjadi barang yang berguna," kata Pengelola Bimbingan Kemandirian Warga Binaan Rutan Kelas IIB Kabupaten Klungkung, Nyoman Kantun, di Klungkung, Sabtu.
Ia mengatakan para penghuni rutan terlibat secara langsung memberikan pelatihan singkat bagaimana cara mengolah koran menjadi anyaman yang unik berbentuk bokoran canang (tempat untuk meletakkan sarana ritual), lampu hias, dan kotak tisu.
Mereka juga melatih para pengungsi untuk membuat kotak pensil dari barang yang tidak terpakai.
"Kegiatan pelatihan ini sudah kami lakukan dua hari (6-7 Oktober 2017)," katanya.
Nyoman Kantun mengatakan kegiatan sosial itu akan terus dievaluasi agar ke depannya dapat dilakukan secara berkala untuk mengisi kegiatan para pengungsi Gunung Agung agar tidak merasa bosan di pengungsian.
"Karena lokasi rutan tidak jauh dari posko pengungsian, maka kegiatan sosial ini akan kami upayakan dengan melibatkan warga binaan yang telah memiliki keterampilan ini," katanya.
Ia menegaskan tujuan warga binaan terlibat menjadi relawan karena niat tulus mereka ingin membantu dan memberikan keahlian mendaur ulang kepada pengungsi agar lebih terampil meskipun berada di pengungsian.
"Apabila mereka (pengungsi, red.) ini sudah bisa membuat satu buah bokoran, maka hasil kerajinannya itu sebagai hadiah mereka agar dapat lebih banyak membuat barang yang bisa di daur ulang," katanya.
Kegiatan pelatihan membuat anyaman koran untuk pengungsi itu dilakukan pada Jumat (6/10), mulai Pukul 08.00 hingga 16.30 Wita, sedangkan pada Sabtu mereka memberikan pelatihan merangkai koran mulai pukul 14.00 Wita hingga selesai.
"Kegiatan ini juga untuk mengisi waktu luang warga binaan untuk membantu sesama," katanya.
Pihaknya juga membawa hasil kerajinan yang telah dibuat warga binaan setempat, untuk dijual kepada pengunjung yang datang melihat situasi pengungsi GOR Swecapura yang ingin memberikan donasi kepada pengungsi Gunung Agung.
"Hasil kerajinan warga binaan ini juga dijual dengan harga bervariasi, mulai harga Rp50 ribu hingga Rp250 ribu," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017