Denpasar (Antara Bali) -  Pendiri Lovepink Shanti Persada mengatakan berdasarkan data survei yang dilakukan lembaganya menyebutkan pergerakan pasien kanker payudara usia produktif pada umur 30-34 tahun yang terlambat mendapatkan penanganan.

"Pemeriksaan terhadap penyakit ini dilakukan terlambat oleh warga masyarakat. Padahal warga semestinya harus memeriksakan kesehatan tersebut dalam waktu setiap saat," kata Shanti, di sela kegiatan "Indonesia Goes Pink (IGP) 2017" di Nusa Dua, Bali, Sabtu.

Ia mengatakan berdasarkan potret dan fakta mengenai survei kanker payudara yang telah dilakukan oleh lembaga yang didirikan tersebut, menyebutkan keterlambatan tersebut disebabkan karena ketidaktahuan, di samping juga sedikit mendapat pengetahuan atau sosialisasi terkait kanker itu.

"Kami bergerak mengajak warga masyarakat untuk menyebarkan kesadaran mengenai penyakit kanker payudara, begitu juga menyosialisasikan deteksi dini kanker payudara dalam pengobatan tersebut," ujarnya.

Shanti lebih lanjut mengatakan kegiatan IGP 2017 diinisiasi bagi para penyintas (pejuang) kanker untuk saling bertukar informasi, menyemangati dan bekerja sama berjuang melawan kanker payudara.

"Kegiatan ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap isu kanker payudara di Indonesia," ucapnya.

Ia mengatakan IGP merupakan peduli kanker payudara yang terbuka untuk "warriors, survivors", kerabat dan keluarga.

Serangkaian kegiatan aktivitas IGP terdiri dari pertemuan bersama para "survivor workshop, pemeriksaan USG dan "Pink Run" yang diselenggarakan di kawasan wisata internasional Nusa Dua, Bali.

Wakil Ketua IGP Samantha Barbara menambahkan IGP merupakan sebuah momentum kebersamaan yang menghadirikan sedikitnya 1000 pejuang kanker di seluruh Indonesia.

Ia mengatakan melalui kegiatan yang bertema "Thousand Voices of Survivors" sebagai ungkapan syukur dan aspirasi para pejuang kanker dalam perjuangannya melawan kanker payudara yang menyebabkan kematian nomor satu pada wanita.

"Kami mengharapkan kampanye kesadaran akan kanker payudara tetap dilakukan secara berkelanjutan, sehingga dapat mengurangi prevalensi angka kanker payudara di Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, seorang instruktur yoga yang sekaligus artis film, Anjasmara mengatakan penyakit kanker payudara bisa disembuhkan jika sejak dini sudah terdeteksi. Selama ini kebanyakan warga yang memeriksakan hingga ketahuan menderita penyakit tersebut sudah pada stadium lanjut.

"Kanker payudara sebenarnya bisa disembuhkan jika sudah diketahui atau terdeteksi sejak dini. Baik melalui pengobatan dokter maupun dengan jalan yoga, yakni pola hidup sehat maupun pengaturan atau olah pernafasan," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017