Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa
keselamatan rakyat Indonesia merupakan hal utama yang menjadi perhatian
pemerintah, demikian juga dalam menghadapi meningkatnya aktivitas
vulkanik Gunung Agung di Bali.
Menurut Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Selasa, bahwa hal tersebut diungkapkan Presiden usai meninjau lokasi pengungsian terkait meningkatnya aktivitas Gunung Agung, di GOR Swecapura, Kabupaten Klungkung.
"Tentu saja prioritas yang terpenting adalah keselamatan rakyat kita," ujar Presiden.
Jokowi mengatakan pemerintah juga akan berusaha mengurangi dampak kerugian yang timbul akibat bencana tersebut.
"Pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten akan terus berupaya sekuat tenaga agar kerugian masyarakat bisa diminimalisir sekecil mungkin," tutur Presiden.
Namun, lanjutnya, langkah tersebut tidaklah mudah mengingat tidak ada kepastian terkait kapan letusan tersebut akan terjadi.
"Kita juga belum dapat memprediksi dengan akurat kapan persisnya dan seberapa besar intensitas," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Presiden meminta masyarakat sekitar Gunung Agung untuk mematuhi instruksi dan ketentuan dari para petugas yang berwenang.
"Agar kita semuanya sekuat tenaga bisa meminimalisir seluruh dampak yang ada dari Gunung Agung ini," kata Presiden.
Tak lupa, Presiden mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memanjatkan doa agar rakyat dan pemerintah selalu diberikan kekuatan, keselamatan, dan ketabahan dalam menghadapi bencana ini.
"Kita semuanya memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar meringankan cobaan ini," ucap Presiden.
Serahkan bantuan
Tiba sekitar pukul 15.30 WITA, Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta rombongan langsung menuju Posko Tanggap Darurat Gunung Agung di Kabupaten Karangasem.
Di posko tersebut, Presiden bersama Ibu Iriana mendengarkan penjelasan dari Kepala BNPB Willem Rampangilei tentang kondisi terkini dari para pengungsi.
Selain itu, keduanya juga melihat kesiapsiagaan serta persediaan untuk para pengungsi dalam rangka mengantisipasi meningkatnya aktivitas Gunung Agung.
Selanjutnya Presiden beserta rombongan juga meninjau sejumlah lokasi pengungsian yang berada di Lapangan Desa Ulakan di Kabupaten Karangasem dan GOR Swecapura di Kabupaten Klungkung.
Dalam peninjauan tersebut, Presiden dan Ibu Iriana menyempatkan diri untuk bertemu langsung dan menyapa para pengungsi yang rumahnya terdampak erupsi Gunung Agung.
Presiden juga memberikan bantuan kepada para pengungsi erupsi Gunung Agung senilai Rp7,2 miliar, yang antara lain terdiri dari selimut, matras, masker, beras, alat-alat keperluan mandi dan "kidsware".
Usai peninjauan, Presiden dan Ibu Iriana beserta rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Jakarta dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 melalui Bandara Internasional I Ngurah Rai, Kabupaten Badung.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam kunjungan kali ini adalah Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Menurut Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Selasa, bahwa hal tersebut diungkapkan Presiden usai meninjau lokasi pengungsian terkait meningkatnya aktivitas Gunung Agung, di GOR Swecapura, Kabupaten Klungkung.
"Tentu saja prioritas yang terpenting adalah keselamatan rakyat kita," ujar Presiden.
Jokowi mengatakan pemerintah juga akan berusaha mengurangi dampak kerugian yang timbul akibat bencana tersebut.
"Pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten akan terus berupaya sekuat tenaga agar kerugian masyarakat bisa diminimalisir sekecil mungkin," tutur Presiden.
Namun, lanjutnya, langkah tersebut tidaklah mudah mengingat tidak ada kepastian terkait kapan letusan tersebut akan terjadi.
"Kita juga belum dapat memprediksi dengan akurat kapan persisnya dan seberapa besar intensitas," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Presiden meminta masyarakat sekitar Gunung Agung untuk mematuhi instruksi dan ketentuan dari para petugas yang berwenang.
"Agar kita semuanya sekuat tenaga bisa meminimalisir seluruh dampak yang ada dari Gunung Agung ini," kata Presiden.
Tak lupa, Presiden mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memanjatkan doa agar rakyat dan pemerintah selalu diberikan kekuatan, keselamatan, dan ketabahan dalam menghadapi bencana ini.
"Kita semuanya memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar meringankan cobaan ini," ucap Presiden.
Serahkan bantuan
Tiba sekitar pukul 15.30 WITA, Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta rombongan langsung menuju Posko Tanggap Darurat Gunung Agung di Kabupaten Karangasem.
Di posko tersebut, Presiden bersama Ibu Iriana mendengarkan penjelasan dari Kepala BNPB Willem Rampangilei tentang kondisi terkini dari para pengungsi.
Selain itu, keduanya juga melihat kesiapsiagaan serta persediaan untuk para pengungsi dalam rangka mengantisipasi meningkatnya aktivitas Gunung Agung.
Selanjutnya Presiden beserta rombongan juga meninjau sejumlah lokasi pengungsian yang berada di Lapangan Desa Ulakan di Kabupaten Karangasem dan GOR Swecapura di Kabupaten Klungkung.
Dalam peninjauan tersebut, Presiden dan Ibu Iriana menyempatkan diri untuk bertemu langsung dan menyapa para pengungsi yang rumahnya terdampak erupsi Gunung Agung.
Presiden juga memberikan bantuan kepada para pengungsi erupsi Gunung Agung senilai Rp7,2 miliar, yang antara lain terdiri dari selimut, matras, masker, beras, alat-alat keperluan mandi dan "kidsware".
Usai peninjauan, Presiden dan Ibu Iriana beserta rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Jakarta dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 melalui Bandara Internasional I Ngurah Rai, Kabupaten Badung.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam kunjungan kali ini adalah Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017