Denpasar (Antara Bali) - Ketua Relawan Program Pembangunan dan Pemberdayaan masyarakat Desa (P3MD) Kabupaten Karangasem I Ketut Wijaya Mataram meminta pemilik stasiun pengisian bahan bakar minyak (SPBU) No: 54.808.09 di Banjar Bangbang, Kecamatan Rendang agar kembali dibuka dan menyediakan bahan bakar.
"Saya bersama tokoh masyarakat dan pemuda melakukan koordinasi terkait kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Rendang. Karena sejak Sabtu (23/9) hingga Selasa (26/9) SPBU di tutup. Padahal lokasi SPBU tersebut masih berada di zona aman," kata Wijaya Mataram di Rendang, Karangasem, Bali, Selasa.
Oleh karena itu, kata Wijaya Mataram, mendesak pemerintah dan instansi terkait untuk menghubungi pemilik SPBU untuk bisa melayani warga masyarakat. Apalagi saat kondisi lalu lintas di Rendang dan sekitarnya sangat padat dalam upaya melakukan evakuasi pengungsi Gunung Agung.
"Sejak dua hari lalu warga masyarakat kesulitan mendapatkan BBM jenis pertalite, pertamax dan solar, karena SPBU di tutup," ujarnya.
Ia mengatakan memang ada satu lagi yang lokasinya di Banjar Saren, Desa Nongan, namun SPBU di sana juga penuh antrean, sehingga terkadang sudah antre lama tidak kebagian BBM.
"Kami juga minta kepada pemerintah dan instasi terkait seperti Hiswana Migas untuk mengimbau pemilik SPBU tersebut membuka kembali. Bukan seperti sekarang tiba-tiba menutup dengan alasan status Gunung Agung pada Level IV (Awas)," ucapnya.
Seorang warga masyarakat Wayan Tirta mengaku sejak dinyatakan Gunung Agung status Awas, SPBU di Rendang tiba-tiba tutup. Bahkan akses masuk dipagari bambu.
"Saya kecewa dengan pelayanan SPBU tersebut. Padahal lokasi itu masih zona aman dari Bencana Gunung Agung. Kalau kondisi seperti ini jelas perusahaan tersebut tidak ada rasa kemanusiaan untuk membantu. Jangankan menyumbang, membuka untuk warga beli BBM saja tidak diberikan," katanya.
Ia meminta kepada aparat pemerintah untuk memperingati pemilik SPBU tersebut agar bersedia kembali membuka seperti biasa.
"Kami minta aparat pemerintah untuk memberi teguran dan peringatan kepada pemilik SPBU untuk bersedia membuka kembali dan melayani masyarakat," katanya.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Saya bersama tokoh masyarakat dan pemuda melakukan koordinasi terkait kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Rendang. Karena sejak Sabtu (23/9) hingga Selasa (26/9) SPBU di tutup. Padahal lokasi SPBU tersebut masih berada di zona aman," kata Wijaya Mataram di Rendang, Karangasem, Bali, Selasa.
Oleh karena itu, kata Wijaya Mataram, mendesak pemerintah dan instansi terkait untuk menghubungi pemilik SPBU untuk bisa melayani warga masyarakat. Apalagi saat kondisi lalu lintas di Rendang dan sekitarnya sangat padat dalam upaya melakukan evakuasi pengungsi Gunung Agung.
"Sejak dua hari lalu warga masyarakat kesulitan mendapatkan BBM jenis pertalite, pertamax dan solar, karena SPBU di tutup," ujarnya.
Ia mengatakan memang ada satu lagi yang lokasinya di Banjar Saren, Desa Nongan, namun SPBU di sana juga penuh antrean, sehingga terkadang sudah antre lama tidak kebagian BBM.
"Kami juga minta kepada pemerintah dan instasi terkait seperti Hiswana Migas untuk mengimbau pemilik SPBU tersebut membuka kembali. Bukan seperti sekarang tiba-tiba menutup dengan alasan status Gunung Agung pada Level IV (Awas)," ucapnya.
Seorang warga masyarakat Wayan Tirta mengaku sejak dinyatakan Gunung Agung status Awas, SPBU di Rendang tiba-tiba tutup. Bahkan akses masuk dipagari bambu.
"Saya kecewa dengan pelayanan SPBU tersebut. Padahal lokasi itu masih zona aman dari Bencana Gunung Agung. Kalau kondisi seperti ini jelas perusahaan tersebut tidak ada rasa kemanusiaan untuk membantu. Jangankan menyumbang, membuka untuk warga beli BBM saja tidak diberikan," katanya.
Ia meminta kepada aparat pemerintah untuk memperingati pemilik SPBU tersebut agar bersedia kembali membuka seperti biasa.
"Kami minta aparat pemerintah untuk memberi teguran dan peringatan kepada pemilik SPBU untuk bersedia membuka kembali dan melayani masyarakat," katanya.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017