Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan dapur umum memerlukan elpiji 1,5 ton per hari guna memasak kebutuhan konsumsi pengungsi Gunung Agung.
"Oleh karena itu saya meminta Hiswana Migas atau instansi terkait bisa membantunya," kata Mangku Pastika saat koordinasi dengan Komisi III DPRD Bali di Posko Pengungsian Tanah Ampo, Karangasem, Bali, Senin.
Ia mengatakan saat ini untuk peralatan memasak sudah tersedia, termasuk bahan makanan, antara lain, beras, telor, mie instan dan lainnya, tapi sampai saat ini elpiji sangat kurang.
Ia mengharapkan adanya bantuan elpiji untuk para pengungsi tersebut karena sangat diperlukan untuk memasak makanan.
"Sumbangan untuk pengungsi sudah mengalir baik pemerintah maupun instansi swasta dan perorangan. Tapi elpiji belum tersedia banyak," ucapnya.
Gubernur Mangku Pastika menjelaskan Pemprov Bali memang memiliki anggaran bencana alam sebesar Rp4,5 miliar. Namun, dana tersebut belum bisa digunakan untuk membeli elpiji karena terkendala aturan. Karena gelombang pengungsian yang terjadi saat ini belum masuk kategori masih status siaga, belum status tanggap bencana, kecuali Gunung Agung sudah meletus.
Mangku Pastika tidak ingin pencairan dana bencana alam tersebut akan berdampak hukum di kemudian hari. Karena itu pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kejaksaan Tinggi Bali terkait pencairan dana tersebut.
Ia meminta DPRD Bali untuk sama berkoordinasi dengan Kejati Bali agar dana bencana alam itu bisa dicairkan, sehingga bisa digunakan untuk membeli gas elpiji dan kebutuhan lain bagi pengungsi tersebut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Oleh karena itu saya meminta Hiswana Migas atau instansi terkait bisa membantunya," kata Mangku Pastika saat koordinasi dengan Komisi III DPRD Bali di Posko Pengungsian Tanah Ampo, Karangasem, Bali, Senin.
Ia mengatakan saat ini untuk peralatan memasak sudah tersedia, termasuk bahan makanan, antara lain, beras, telor, mie instan dan lainnya, tapi sampai saat ini elpiji sangat kurang.
Ia mengharapkan adanya bantuan elpiji untuk para pengungsi tersebut karena sangat diperlukan untuk memasak makanan.
"Sumbangan untuk pengungsi sudah mengalir baik pemerintah maupun instansi swasta dan perorangan. Tapi elpiji belum tersedia banyak," ucapnya.
Gubernur Mangku Pastika menjelaskan Pemprov Bali memang memiliki anggaran bencana alam sebesar Rp4,5 miliar. Namun, dana tersebut belum bisa digunakan untuk membeli elpiji karena terkendala aturan. Karena gelombang pengungsian yang terjadi saat ini belum masuk kategori masih status siaga, belum status tanggap bencana, kecuali Gunung Agung sudah meletus.
Mangku Pastika tidak ingin pencairan dana bencana alam tersebut akan berdampak hukum di kemudian hari. Karena itu pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kejaksaan Tinggi Bali terkait pencairan dana tersebut.
Ia meminta DPRD Bali untuk sama berkoordinasi dengan Kejati Bali agar dana bencana alam itu bisa dicairkan, sehingga bisa digunakan untuk membeli gas elpiji dan kebutuhan lain bagi pengungsi tersebut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017