Klungkung (Antara Bali) - Bupati Klungkung, Bali, I Nyoman Suwirta mengimbau para donatur yang perduli kepada pengungsi Gunung Agung di daerahnya agar mengurangi menyumbang mie instan, karena stoknya sudah sangat banyak.
"Saya mendata kebutuhan logistik untuk jenis pangan ini sudah sangat banyak dan kamis sudah menyampaikan melalui media sosial agar bantuan yang disumbangkan sesuai kebutuhan pengungsi," ujar I Nyoman Suwirta di Posko Pengungsian GOR Sweca Pura, Kabupaten Klungkung, Senin.
Pihaknya bersama relawan sudah membuat administrasi kebutuhan logistik yang dibutuhkan pengungsi, sehingga penataan gudang logistik untuk pengungsi Gunung Agung lebih baik dan dapat mengetahui barang apa yang berlebih.
Selain mie instan, lanjut Suwirta, kebutuhan pokok pengungsu yang sudah melebihi kapasitas adalah pempers bayi, biskuit bayi. Namun, yang saat ini mengalami kekurangan adalah seperti sikat gigi, susu formula untuk balitas (di atas tiga tahun) dan susu ibu hamil.
"Sekarang ini yang dibutuhkan pengengusi dan juga ada beberapa juga beberapa kebutuhan yang sangat tidak terpikirkan donatur seperti pakaia dalam wanita yang saat ini belum ada," ujarnya.
Pihaknya mengakui, sudah menyampaikan imbauan ini melalui radio dan media sosial agar berkoordinasi dengan posko pengungsi sebelum memberikan sumbangan. "Kami sudah catat semua kebutuhan logistik pengungsi dan berapa jumlah yang dibutuhkan," katanya.
Hal ini dilakukan sebagai tanggung jawab moral kepada para pengungsi Gunung Agung, sehingga sumbangan dari masyakat ini tepat sasaran. "Kemaren malam (24/9) saya sempat datang ke tempat logistik dan meminta relawan membungkus mie instan dengan terpal agar tidak terkena air hujan," ujarnya.
Apabila ini tidak dilakukan, maka logistik yang telah disumbangkan dari donatur akan cepat rusak dan dikhawatirkan tidak layak dikonsumsi. "Untuk ketersediaan mie instan ini, kami sudah menginstruksikan relawan agar segera menyalurkan mie ini ke posko-posko disejumlah titik," ujarnya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada donatur yang ingin memberikan donasinya agar berkoordinasi dengan tim logistik penanggulangan bencana, sehingga apa yang dibutuhkan pengungsi dapat sesuai dengan kebutuhan.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Klungkung, Bali, juga mengalokasikan anggaran Rp1,5 miliar dari APBD perubahan 2017, untuk mengantisiapasi kebutuhan logistik para pengungsi Gunung Agung di daerah itu.
Ia mengakui, untuk alokasi anggaran bencana sudah mendapat bantuan dari BNPB untuk membantu segala kebutuhan pengungsi. Namun, bantuan dana dari BNPB itu belum digunakan dan masih ada dengan total anggaran Rp1 miliar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Saya mendata kebutuhan logistik untuk jenis pangan ini sudah sangat banyak dan kamis sudah menyampaikan melalui media sosial agar bantuan yang disumbangkan sesuai kebutuhan pengungsi," ujar I Nyoman Suwirta di Posko Pengungsian GOR Sweca Pura, Kabupaten Klungkung, Senin.
Pihaknya bersama relawan sudah membuat administrasi kebutuhan logistik yang dibutuhkan pengungsi, sehingga penataan gudang logistik untuk pengungsi Gunung Agung lebih baik dan dapat mengetahui barang apa yang berlebih.
Selain mie instan, lanjut Suwirta, kebutuhan pokok pengungsu yang sudah melebihi kapasitas adalah pempers bayi, biskuit bayi. Namun, yang saat ini mengalami kekurangan adalah seperti sikat gigi, susu formula untuk balitas (di atas tiga tahun) dan susu ibu hamil.
"Sekarang ini yang dibutuhkan pengengusi dan juga ada beberapa juga beberapa kebutuhan yang sangat tidak terpikirkan donatur seperti pakaia dalam wanita yang saat ini belum ada," ujarnya.
Pihaknya mengakui, sudah menyampaikan imbauan ini melalui radio dan media sosial agar berkoordinasi dengan posko pengungsi sebelum memberikan sumbangan. "Kami sudah catat semua kebutuhan logistik pengungsi dan berapa jumlah yang dibutuhkan," katanya.
Hal ini dilakukan sebagai tanggung jawab moral kepada para pengungsi Gunung Agung, sehingga sumbangan dari masyakat ini tepat sasaran. "Kemaren malam (24/9) saya sempat datang ke tempat logistik dan meminta relawan membungkus mie instan dengan terpal agar tidak terkena air hujan," ujarnya.
Apabila ini tidak dilakukan, maka logistik yang telah disumbangkan dari donatur akan cepat rusak dan dikhawatirkan tidak layak dikonsumsi. "Untuk ketersediaan mie instan ini, kami sudah menginstruksikan relawan agar segera menyalurkan mie ini ke posko-posko disejumlah titik," ujarnya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada donatur yang ingin memberikan donasinya agar berkoordinasi dengan tim logistik penanggulangan bencana, sehingga apa yang dibutuhkan pengungsi dapat sesuai dengan kebutuhan.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Klungkung, Bali, juga mengalokasikan anggaran Rp1,5 miliar dari APBD perubahan 2017, untuk mengantisiapasi kebutuhan logistik para pengungsi Gunung Agung di daerah itu.
Ia mengakui, untuk alokasi anggaran bencana sudah mendapat bantuan dari BNPB untuk membantu segala kebutuhan pengungsi. Namun, bantuan dana dari BNPB itu belum digunakan dan masih ada dengan total anggaran Rp1 miliar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017