Karangasem (Antara Bali) - Kodim 1623 Karangasem, Bali, bersama tim gabungan lainnya meningkatkan penyisiran di daerah rawan bencana untuk mengevakuasi warga yang masih bertahan di beberapa desa di sekitar Gunung Agung.

Komandan Kodim 1623 Karangasem Letkol Inf Fierman Sjafierial Agustus ketika menghadiri rapat koordinasi darurat Gunung Agung di Kantor Bupati Karangasem, Bali, Sabtu, meminta warga untuk mematuhi instruksi petugas.

Fierman yang juga Komandan Satuan Tugas Siaga Darurat Gunung Agung itu mengklaim evakuasi sudah 100 persen dilakukan di kawasan rawan bencana (KRB) III yang merupakan zona merah dan KRB II yang merupakan zona merah muda.

Namun tidak jarang beberapa warga terutama yang memiliki ternak kembali ke desa untuk memberi makan ternak yang tidak ikut diungsikan.

"Untuk itu kami imbau warga untuk turun karena berbahaya mencermati level awas Gunung Agung," ucapnya.

Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan status awas gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu mengharuskan dalam radius sembilan kilometer dari kawah Gunung Agung tidak boleh ada warga yang masih beraktivitas ditambah perluasan sektoral ke arah Utara, Tenggara dan Selatan-Baratdaya sejauh 12 kilometer.

Artinya di dalam wilayah tersebut harus kosong atau tidak ada aktivitas masyarakat karena berbahaya jika sewaktu-waktu gunung meletus.

BNPB mencatat jumlah penduduk di Kawasan Rawan Bencana III atau zona merah yang paking dekat dengan Gunung Agung mencapai sekitar 49.485 jiwa.

Mereka berasal dari enam desa di Kabupaten Karangasem yaitu Desa Jungutan dan Desa Buana Giri di Kecamatan Bebandem, Desa Sebudi Kecamatan Selat, Desa Besakih Kecamatan Rendang, Desa Dukuh dan Desa Ban Kecamatan Kubu. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017