Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta memanggil Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia setempat untuk mengevaluasi dan mendapatkan penjelasan mengenai ketidaknyamanan yang terjadi saat prosesi pembukaan Pekan Olahraga Provinsi pada Minggu (17/9). 

"Kesempatan ini sekaligus untuk mengevaluasi pelaksanaan Porprov secara keseluruhan sehingga dapat berjalan dengan baik sampai prosesi penutupan pada 23 September mendatang," katanya pada pertemuan di kantor pemprov setempat, di Denpasar, Selasa.

Mengawali penjelasannya, Ketua KONI Bali Ketut Suwandi memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi pada prosesi pembukaan Porprov XIII tahun 2017 di Stadion Kapten Wayan Dipta, Gianyar itu.

"Ini jadi bahan evaluasi dan pembelajaran bagi kami agar ke depannya menjadi lebih baik," ujar Suwandi.

Menurut dia, persoalan muncul karena kurangnya komunikasi dan sinkronisasi dalam penyusunan susunan prosesi acara pembukaan. Pihak panitia pelaksana ingin memberi kejutan-kejutan, namun dalam pelaksanaannya di lapangan kurang diantisipasi.

"Kami memahami bahwa kreativitas dan pembaharuan itu perlu. Namun, agar dapat berjalan dengan baik, perlu ada sinkronisasi dan komunikasi. Saya rasa, hal-hal seperti ini harus kita benahi ke depan," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Porprov Pande Made Purwata mengatakan sejauh ini perhelatan Porprov berjalan dengan baik. "Sejauh ini tak ada hal krusial yang mengganggu," ujarnya.

Terkait dengan kekurangnyamanan yang terjadi pada prosesi pembukaan, Pande Purwata juga menyampaikan permohonan maaf. "Tak ada sedikitpun niat kami untuk mempermalukan siapa-siapa, justru kami yang malu," katanya.

Pihaknya hanya ingin memberi pertunjukan terbaik yang mencerminkan kalau Gianyar itu merupakan daerah seni. Hanya saja dalam pelaksanaannya terjadi "force majeure" (kejadian atau keadaan yang terjadi di luar kuasa dari para pihak yang bersangkutan-red). Alhasil, ketika tiba acara pembacaan sambutan Gubernur Bali, para atlet sudah berada di luar stadion.

Menanggapi penjelasan Ketua KONI dan Panitia Pelaksana Porprov, Sudikerta dapat memahami hal tersebut. Dalam kesempatan itu, ia juga mengklarifikasi sejumlah pemberitaan yang menyebut dirinya marah atau ngambul (ngambek) sehingga tidak membacakan sambutan.

"Tidak mungkin saya membacakan sambutan, sementara atletnya sudah tidak ada," kata Sudikerta.

Sudikerta berharap kejadian ini dapat dijadikan pelajaran agar tak terulang pada prosesi penutupan. Dia memahami dan mengapresiasi keinginan tuan rumah untuk mengolaborasikan seni dan olahraga.

"Namun tetap harus sesuai dengan porsi dan terus dikomunikasikan," ujarnya seraya berharap agar pihak panitia lebih mengoptimalkan seniman dan artis lokal.  (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017