Jakarta (Antara Bali) - Baru-baru ini para peneliti dari Armis Labs
melaporkan bahwa terdapat vektor serangan terbaru yang dapat
membahayakan sistem operasi populer di mobile, desktop, dan IoT seperti
Android, iOS, Windows, Linux, serta perangkat yang menggunakan system
operasi tersebut.
Vektor baru ini dijuluki "BlueBorne", karena menyebar melalui airborne dan menyerang perangkat melalui Bluetooth tanpa disadari pemilik perangkat.
BlueBorne memungkinkan penyerang untuk mengendalikan perangkat, mengakses data dan jaringan perusahaan, menembus jaringan "air-gapped" yang aman, dan menyebarkan malware secara lateral ke perangkat yang berdekatan.
“Serangan terhadap Bluetooth seperti rangkaian serangan yang baru-baru ini terjadi, dijuluki BlueBorne, bergantung pada ketersediaan perangkat Bluetooth serta kedekatannya dengan perangkat," ujar Director Global Research & Analysis Team APAC Kaspersky Lab, Vitaly Kamluk, dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA News, Kamis.
"Terlepas dari fitur keamanan yang tersedia di perangkat Anda, satu-satunya cara untuk benar-benar mencegah penyerang mengeksploitasi perangkat Anda adalah dengan mematikan fitur Bluetooth di perangkat Anda ketika Anda tidak menggunakannya," sambung dia.
Bahkan, Kamluk menyarankan untuk tidak mengaktifkan Bluetooth ke mode tak terlihat atau tidak terdeteksi, namun benar-benar mematikannya.Teknologi seperti Bluetooth, menurut Kamluk, pada awalnya dirancang dengan memikirkan aspek keamanan.
Laporan terbaru kerentanan di Bluetooth stack mencakup beberapa kerentanan pada platform tertentu, namun jumlah kerentanan yang belum ditemukan atau tidak dilaporkan kemungkinan jauh lebih besar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Vektor baru ini dijuluki "BlueBorne", karena menyebar melalui airborne dan menyerang perangkat melalui Bluetooth tanpa disadari pemilik perangkat.
BlueBorne memungkinkan penyerang untuk mengendalikan perangkat, mengakses data dan jaringan perusahaan, menembus jaringan "air-gapped" yang aman, dan menyebarkan malware secara lateral ke perangkat yang berdekatan.
“Serangan terhadap Bluetooth seperti rangkaian serangan yang baru-baru ini terjadi, dijuluki BlueBorne, bergantung pada ketersediaan perangkat Bluetooth serta kedekatannya dengan perangkat," ujar Director Global Research & Analysis Team APAC Kaspersky Lab, Vitaly Kamluk, dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA News, Kamis.
"Terlepas dari fitur keamanan yang tersedia di perangkat Anda, satu-satunya cara untuk benar-benar mencegah penyerang mengeksploitasi perangkat Anda adalah dengan mematikan fitur Bluetooth di perangkat Anda ketika Anda tidak menggunakannya," sambung dia.
Bahkan, Kamluk menyarankan untuk tidak mengaktifkan Bluetooth ke mode tak terlihat atau tidak terdeteksi, namun benar-benar mematikannya.Teknologi seperti Bluetooth, menurut Kamluk, pada awalnya dirancang dengan memikirkan aspek keamanan.
Laporan terbaru kerentanan di Bluetooth stack mencakup beberapa kerentanan pada platform tertentu, namun jumlah kerentanan yang belum ditemukan atau tidak dilaporkan kemungkinan jauh lebih besar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017