Kuta (Antara Bali) - Pemerintah Indonesia mendorong kerja sama regional untuk menanggulangi pencemaran sampah plastik di tengah laut karena limbah tersebut diyakini berasal dari banyak negara yang terbawa arus. 

 "Jadi perlu suatu kerja sama regional yang mampu menangani masalah ini karena Indonesia negara kepulauan terbesar di dunia berbatasan dengan sejumlah negara di kawasan," kata Deputi Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya RI Arif Havas Oegroseno setelah peluncuran Forum Aliansi Solusi Sampah Plastik Laut (AMPS) di Kuta, Kabupaten Badung, Senin. 

 Arif mengatakan beberapa waktu lalu pihaknya melakukan riset dengan Universitas Padjajaran Bandung di Pulau Biawak, pulau tidak berpenghuni di utara Provinsi Banten, ditemukan sampah botol plastik yang diyakini juga berasal dari negara lain. 

 "Dari lima botol plastik, dua datang dari Asia Selatan artinya ada komponen sampah plastik dari luar Indonesia, meskipun pada saat yang sama mungkin sampah dalam negeri juga ke luar," ucapnya. 

 Diplomat karir itu mengharapkan forum aliansi tersebut dapat menjadi wadah tukar pengalaman dan informasi termasuk konektivitas multipihak baik kalangan pemerintah, lembaga nonpemerintah dan industri. 

 Upaya yang selama ini dilakukan di Indonesia baik dari kalangan pemerintah, nonpemerintah hingga pelaku usaha dalam menanggulangi sampah plastik juga didengar dan diaplikasikan lebih luas oleh forum tersebut. 

 Di Indonesia, lanjut dia, terdapat asosiasi untuk mendaur ulang plastik dan enam perusahaan pengguna plastik terbesar di Tanah Air menciptakan lebih dari 1.000 bank sampah yang menjadi motor daur ulang sampah plastik.

 "Ini dilakukan di Indonesia tetapi tidak banyak diketahui. Dengan wadah ini pihak luar bisa melihat dan sekaligus investasi juga," ucapnya. 

 Dalam forum tersebut juga diharapkan membuka investasi untuk penanggulangan sampah plastik sehingga dapat mengisi hambatan keterbatasan anggaran pada pemerintah daerah dalam menangani sampah yang tidak mudah terurai itu. 

 Di negara maju, ucap dia, sebagian besar penanggulangan sampah plastik sepenuhnya dilakukan pihak swasta.

 Sementara itu pihaknya memprediksi tingkat konsumsi plastik di Indonesia mencapai sekitar 4,5 juta ton per tahun.

 Adapun langkah konkret yang dibahas dalam forum tersebut, lanjut Arif, edukasi penanggulangan sampah plastik termasuk berencana mendirikan proyek percontohan di lima kota yang menjadi 10 destinasi wisata baru di Indonesia dan membuat kajian ilmiah jumlah sampah plastik laut Forum aliansi tersebut, di antaranya dihadiri Kementerian Kemaritiman, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, kalangan industri, lembaga swadaya masyarakat dari Indonesia serta beberapa industri dan lembaga swadaya masyarakat dari Eropa dan Amerika Serikat.(Dwa) 

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017