Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPRD Provinsi Bali, IGK Kresna Budi mendukung rencana pembangunan bandara baru di darat tepatnya di Desa Kubutambahan, Kabupaten Buleleng.
"Saya sebagai wakil rakyat dari Buleleng sangat setuju dengan adanya rencana pembangunan bandara baru tersebut, mengingat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sudah sangat padat dan jumlah kunjungan wisatawan terus mengalami peningkatan," ujarnya saat dihubungi di Denpasar, Minggu.
Untuk mengatasi hal itu, maka perlu ada bandara baru untuk bisa menampung kunjungan wisman sekaligus menyeimbangkan perekonomian antara Bali utara dan selatan.
Pihaknya menegaskan bahwa sangat mendukung pembangunan bandara baru di darat bukan di laut agar bisa memberikan keuntungan kepada masyarakat setempat.
"Bandara baru itu harusnya di darat bukan di laut agar ada timbal balik keuntungan kepada masyarakat," ujarnya.
Presiden Direktur Utama PT Pembari, Rolly Irwananda mengatakan bahwa saat ini proses rencana pembangunan bandara masih menunggu penetapan lokasi (penlok) oleh Kementerian Perhubungan yang segera akan turun dalam waktu dekat.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat penloknya keluar sehingga persyaratan lain segera bisa dilengkapi," ujarnya.
Sebelumnya, pada Sabtu (19/8) bertepatan dengan Hari Raya Saraswati sejumlah tokoh masyarakat dan investor PT. Pembari melakukan persembahyangan bersama di Pura Desa Kubutambahan untuk memohon agar rencana pembangunan bandara di darat berjalan dengan lancar.
Klian Desa Pakraman Kubutambahan, Jro Pasek Ketut Warkadia mengatakan bahwa sembahyang bersama yang bertepatan dengan Hari Raya Saraswati itu bertujuan agar rencana pembangunan bandara baru di Bali Utara segera terealisasi.
"Saat ini kami bersama warga memohon agar siapapun yang disetujui oleh pemerintah untuk membangun bandara kami setuju dan mendukung pemerintah," ujarnya.
Kepala Desa kubutambahan, Gede Pariadnyana mengatakan hal yang sama bahwa sifatnya masyarakat desa setempat sangat setuju dengan rencana pembangunan bandara baru di darat.
"Kami sudah mendengarkan sosialisasi langsung dari investor bahwa rencana pembangunan bandara di darat tidak akan mengenai pura dan lahan produktif yang ada di Desa Kubutambahan," ujarnya.
Selain itu, pihaknya menilai bahwa lebih menguntungkan desa jika pembangunan bandara dilakukan di darat. "Jika bandara baru di laut maka akan terjadi reklamasi, akses masyarakat pesisir akan hilang dan desa akan menjadi penonton dan tidak mendapat keuntungan apapun dari pembangunan bandara tersebut," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Saya sebagai wakil rakyat dari Buleleng sangat setuju dengan adanya rencana pembangunan bandara baru tersebut, mengingat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sudah sangat padat dan jumlah kunjungan wisatawan terus mengalami peningkatan," ujarnya saat dihubungi di Denpasar, Minggu.
Untuk mengatasi hal itu, maka perlu ada bandara baru untuk bisa menampung kunjungan wisman sekaligus menyeimbangkan perekonomian antara Bali utara dan selatan.
Pihaknya menegaskan bahwa sangat mendukung pembangunan bandara baru di darat bukan di laut agar bisa memberikan keuntungan kepada masyarakat setempat.
"Bandara baru itu harusnya di darat bukan di laut agar ada timbal balik keuntungan kepada masyarakat," ujarnya.
Presiden Direktur Utama PT Pembari, Rolly Irwananda mengatakan bahwa saat ini proses rencana pembangunan bandara masih menunggu penetapan lokasi (penlok) oleh Kementerian Perhubungan yang segera akan turun dalam waktu dekat.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat penloknya keluar sehingga persyaratan lain segera bisa dilengkapi," ujarnya.
Sebelumnya, pada Sabtu (19/8) bertepatan dengan Hari Raya Saraswati sejumlah tokoh masyarakat dan investor PT. Pembari melakukan persembahyangan bersama di Pura Desa Kubutambahan untuk memohon agar rencana pembangunan bandara di darat berjalan dengan lancar.
Klian Desa Pakraman Kubutambahan, Jro Pasek Ketut Warkadia mengatakan bahwa sembahyang bersama yang bertepatan dengan Hari Raya Saraswati itu bertujuan agar rencana pembangunan bandara baru di Bali Utara segera terealisasi.
"Saat ini kami bersama warga memohon agar siapapun yang disetujui oleh pemerintah untuk membangun bandara kami setuju dan mendukung pemerintah," ujarnya.
Kepala Desa kubutambahan, Gede Pariadnyana mengatakan hal yang sama bahwa sifatnya masyarakat desa setempat sangat setuju dengan rencana pembangunan bandara baru di darat.
"Kami sudah mendengarkan sosialisasi langsung dari investor bahwa rencana pembangunan bandara di darat tidak akan mengenai pura dan lahan produktif yang ada di Desa Kubutambahan," ujarnya.
Selain itu, pihaknya menilai bahwa lebih menguntungkan desa jika pembangunan bandara dilakukan di darat. "Jika bandara baru di laut maka akan terjadi reklamasi, akses masyarakat pesisir akan hilang dan desa akan menjadi penonton dan tidak mendapat keuntungan apapun dari pembangunan bandara tersebut," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017