Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengharapkan pelaksanaan Sensus Ekonomi 2016 Lanjutan dapat menyajikan data yang akurat terkait kondisi perekonomian di Pulau Dewata.
"Kita bekerja berdasarkan pada data, untuk itu datanya harus akurat dan dapat dipertanggungjawabkan," kata Sudikerta saat menerima audiensi Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho, di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, melalui data yang akurat maka akan diperoleh gambaran nyata mengenai kondisi ekonomi masyarakat Bali serta sejauh mana keberadaan dari usaha mikro kecil (UMK) dan usaha menengah besar (UMB) dapat menggerakkan ekonomi masyarakat.
Sudikerta juga berharap agar BPS dalam pelaksanaan Sensus Ekonomi 2016 Lanjutan ini melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota sehingga pelaksanaan program tersebut benar-benar tersosialisasikan ke tengah masyarakat sehingga pelaksanaan sensus dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho mengatakan sensus ini merupakan sensus lanjutan dari Sensus Ekonomi yang telah dilaksanakan pada Mei 2016. Namun untuk kali ini pelaksanaannya lebih spesifik hanya menyasar UMK dan UMB yang ada di Bali.
Berdasarkan hasil sensus ekonomi 2016, di Bali terdapat sekitar 482.484 kegiatan usaha yang terbagi dalam UMK dan UMB.
"UMB di Bali ada 10.748 itu akan kita sensus semua, kalau UMK sebanyak 32.560 usaha yang kami sensus sebagai sampel," ucapnya.
Adi Nugroho menambahkan pada sensus kali ini akan dikumpulkan data lebih detail, diantaranya terkait nama dan alamat usaha /perusahaan, karakteristik usaha, kendala dan prospek usaha, pekerja dan balas jasa pekerja serta neraca perusahaan.
Semua data yang terkumpul akan masuk ke tahap pengolahan data dan hasilnya akan disajikan dalam bentuk data agregasi.
"BPS tidak merilis data individu/perusahaan by name/by address. Jadi keterangan yang diberikan bersifat rahasia," ujarnya.
Data yang dihasilkan, lanjut dia, akan menjadi acuan bagi pemerintah untuk membuat kebijakan terkait dengan ekonomi. Tidak hanya itu, datanya juga bisa dimanfaatkan bagi kalangan pebisnis sebagai acuan pengembangan usaha serta menjadi basis data bagi sensus lanjutan di bidang ekonomi selanjutnya.
Dengan melibatkan sekitar 1.094 petugas sensus, maka Sensus Ekonomi 2016 Lanjutan berlangsung sejak 1 Agustus sampai 30 September 2017. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kita bekerja berdasarkan pada data, untuk itu datanya harus akurat dan dapat dipertanggungjawabkan," kata Sudikerta saat menerima audiensi Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho, di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, melalui data yang akurat maka akan diperoleh gambaran nyata mengenai kondisi ekonomi masyarakat Bali serta sejauh mana keberadaan dari usaha mikro kecil (UMK) dan usaha menengah besar (UMB) dapat menggerakkan ekonomi masyarakat.
Sudikerta juga berharap agar BPS dalam pelaksanaan Sensus Ekonomi 2016 Lanjutan ini melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota sehingga pelaksanaan program tersebut benar-benar tersosialisasikan ke tengah masyarakat sehingga pelaksanaan sensus dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho mengatakan sensus ini merupakan sensus lanjutan dari Sensus Ekonomi yang telah dilaksanakan pada Mei 2016. Namun untuk kali ini pelaksanaannya lebih spesifik hanya menyasar UMK dan UMB yang ada di Bali.
Berdasarkan hasil sensus ekonomi 2016, di Bali terdapat sekitar 482.484 kegiatan usaha yang terbagi dalam UMK dan UMB.
"UMB di Bali ada 10.748 itu akan kita sensus semua, kalau UMK sebanyak 32.560 usaha yang kami sensus sebagai sampel," ucapnya.
Adi Nugroho menambahkan pada sensus kali ini akan dikumpulkan data lebih detail, diantaranya terkait nama dan alamat usaha /perusahaan, karakteristik usaha, kendala dan prospek usaha, pekerja dan balas jasa pekerja serta neraca perusahaan.
Semua data yang terkumpul akan masuk ke tahap pengolahan data dan hasilnya akan disajikan dalam bentuk data agregasi.
"BPS tidak merilis data individu/perusahaan by name/by address. Jadi keterangan yang diberikan bersifat rahasia," ujarnya.
Data yang dihasilkan, lanjut dia, akan menjadi acuan bagi pemerintah untuk membuat kebijakan terkait dengan ekonomi. Tidak hanya itu, datanya juga bisa dimanfaatkan bagi kalangan pebisnis sebagai acuan pengembangan usaha serta menjadi basis data bagi sensus lanjutan di bidang ekonomi selanjutnya.
Dengan melibatkan sekitar 1.094 petugas sensus, maka Sensus Ekonomi 2016 Lanjutan berlangsung sejak 1 Agustus sampai 30 September 2017. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017