Tabanan (Antara Bali) - Ni Wayan Sri Yasmini, S.Pd, seorang guru bimbingan dan konseling (BK) SMPN 1 Selemadeg, Kabupaten Tabanan, mendapat kepercayaan mewakili Bali dalam seleksi Guru Berprestasi Tingkat Nasional yang akan berlangsung di Jakarta, 14-21 Agustus 2017.

Demikian pula Kepala Tata Usaha SMPN 1 Marga I Ketut Sutama sebagai juara pertama dalam seleksi tata usaha berprestasi Tingkat SMP, kata Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti ketika menerima kedua peserta yang meraih prestsi gemilang dalam bidang pendidikan, Kamis.

Sektor pendidikan di Kabupaten Tabanan meraih prestasi yang gemilang dan hal itu diharapkan dapat ditingkatkan di masa-masa mendatang.

Sri Yasmini yang diantar Kepala Dinas Pendidikan setempat I Wayan Adnyana dalam waktu dekat akan berangkat ke Jakarta.

Keberhasilan yang diraih Sri Yasmini tersebut mendapat pujian dari Bupati Eka. Terlebih, untuk di Tabanan baru kali ini guru BK lolos seleksi hingga menembus persaingan di tingkat nasional.

Sri Yasmini masih harus bersaing lagi dengan 32 orang guru dari 32 provinsi lain di Indonesia.

"Sukses ya. Pesan saya, kalau sudah naik tingkat, dorong lagi. Jangan setengah-setengah. Berdoa, bersyukur, dan berkarya," ujar Bupati Eka kepada Sri Yasmini.

Menurutnya, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengangkat nama daerah. Dan, itu semuanya disesuaikan dengan profesi masing-masing.

"Selalu berbuat yang terbaik," ujar Bupati Eka.

Sri Yasmini sempat menuturkan, terpilih sebagai wakil Bali setelah melalui seleksi di tingkat kabupaten pada pertengahan Mei 2017. Di tingkat kabupaten dirinya lolos menuju seleksi di tingkat provinsi Bali pada Juni 2017.

Pihaknya lolos seleksi dan terpilih sebagai wakil Provinsi Bali untuk seleksi tingkat nasional pada pertengahan Agustus 2017.

Proses seleksi yang dilalui Sri Yasmini dimulai dari portofolio, tes tulis, hingga yang terpenting adalah presentasi Penelitian Tindakan Kelas atau PTK.

Dalam penyusunan PTK, Sri Yasmini mengangkat tentang Penerapan Konseling Eksistensial Humanistik untuk Meningkatkan Kesadaran Belajar Siswa.

Menurut Sri Yasmini, konseling model tersebut lebih banyak difokuskan bagi para siswa yang semula memiliki minat belajar yang rendah seperti sering bolos, tidak mengikuti mata pelajaran, atau telat.

"Namun perlu digaris bawahi konseling itu bukan dalam rangka mencari-cari kesalahan siswa. BK itu merupakan sahabat siswa. Tempat curhat siswa. Jadi siswa yang selama ini baik-baik saja juga bisa curhat. Mungkin karena ada problem selama belajar atau apalah," ungkapnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Pande Yudha

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017