Denpasar (Antara Bali) - Badan Pusat Statistik menyatakan tingkat optimisme konsumen di Bali pada triwulan II-2017 menunjukkan kenaikan cukup membaik, tercermin dari indeks tendensi konsumen (ITK) mencapai 110,81, bertambah 6,90 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang 103,91.
"Peningkatan yang cukup signifikan itu tercermin dari kondisi ekonomi secara umum dan level optimisme konsumen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan meningkatnya indeks tendensi konsumen didorong oleh bertambahnya semua komponen penyusun. Indeks pendapatan saat ini tercatat mengalami peningkatan dengan indeks sebesar 104,05.
Tendensi yang tercatat pada triwulan II-2017 merupakan sinyalemen positif bagi perekonomian konsumen, mengingat tingkat optimisme akan membaik kondisi perekonomian pada triwulan II-2017 tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (108,78).
Demikian pula dilihat lebih jauh ke periode sebelumnya peningkatan ITK dari triwulan I ke triwulan II terjadi pada pola yang wajar.
Adi Nugroho menambahkan perekonomian pada awal tahun umumnya bergerak lebih lambat, sementara memasuki triwulan II-2017 aktivitas perekonomian mulai meningkat.
Sementara itu indeks pengaruh inflasi dan volume konsumen makanan sebesar 112,58 serta minuman tercatat turut meningkat dengan capaian indeks 111,97.
Adi Nugroho menjelaskan indeks tendensi konsumen di Provinsi Bali pada triwulan III-2017 diperkirakan mencapai 10374. Indeks perkiraan tersebut memprediksikan bahwa kondisi ekonomi konsumen masih akan membaik, meskipun dengan level yang menurun.
Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan yang akan datang didorong oleh keyakinan konsumen akan adanya peningkatan pendapatan.
Indeks pendapatan mendatang tercatat sebesar 108,38. Namun demikian tingkat konsumsi diprediksikan menurun, karena indeks rencana pembelian barang tahan lama sebesar 95,52.
Adi Nugroho menjelaskan ITK merupakan indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan BPS melalui survei tendensi konsumen (STK).
ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang. ITK disusun berdasarkan beberapa komponen yang terkait dengan ekonomi rumah tangga, seperti penghasilan, pengaruh inflasi/kenaikan harga terhadap kemampuan konsumsi, serta tingkat konsumsi barang dan jasa pada triwulan bersangkutan.
Nilai indeks yang dihasilkan berada pada rentang 0-200, di mana nilai lebih dari 100 mencerminkan terjadinya perbaikan kondisi ekonomi konsumen dan demikian pula sebaliknya.
Jumlah sampel STK pada triwulan II-2017 di Bali sebanyak 380 rumah tangga yang tersebar di lima kabupaten dan kota, meliputi Tabanan, Badung, Klungkung, Buleleng, dan Denpasar.
Responden STK mulai 2015 dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan "wealth index" dan merupakan subsampel dari survei sosial ekonomi nasional khusus di daerah perkotaan.
"Pemilihan sampel dilakukan secara panel antartriwulan untuk memperoleh gambaran yang akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antarwaktu," ujar Adi Nugroho. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Peningkatan yang cukup signifikan itu tercermin dari kondisi ekonomi secara umum dan level optimisme konsumen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan meningkatnya indeks tendensi konsumen didorong oleh bertambahnya semua komponen penyusun. Indeks pendapatan saat ini tercatat mengalami peningkatan dengan indeks sebesar 104,05.
Tendensi yang tercatat pada triwulan II-2017 merupakan sinyalemen positif bagi perekonomian konsumen, mengingat tingkat optimisme akan membaik kondisi perekonomian pada triwulan II-2017 tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (108,78).
Demikian pula dilihat lebih jauh ke periode sebelumnya peningkatan ITK dari triwulan I ke triwulan II terjadi pada pola yang wajar.
Adi Nugroho menambahkan perekonomian pada awal tahun umumnya bergerak lebih lambat, sementara memasuki triwulan II-2017 aktivitas perekonomian mulai meningkat.
Sementara itu indeks pengaruh inflasi dan volume konsumen makanan sebesar 112,58 serta minuman tercatat turut meningkat dengan capaian indeks 111,97.
Adi Nugroho menjelaskan indeks tendensi konsumen di Provinsi Bali pada triwulan III-2017 diperkirakan mencapai 10374. Indeks perkiraan tersebut memprediksikan bahwa kondisi ekonomi konsumen masih akan membaik, meskipun dengan level yang menurun.
Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan yang akan datang didorong oleh keyakinan konsumen akan adanya peningkatan pendapatan.
Indeks pendapatan mendatang tercatat sebesar 108,38. Namun demikian tingkat konsumsi diprediksikan menurun, karena indeks rencana pembelian barang tahan lama sebesar 95,52.
Adi Nugroho menjelaskan ITK merupakan indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan BPS melalui survei tendensi konsumen (STK).
ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang. ITK disusun berdasarkan beberapa komponen yang terkait dengan ekonomi rumah tangga, seperti penghasilan, pengaruh inflasi/kenaikan harga terhadap kemampuan konsumsi, serta tingkat konsumsi barang dan jasa pada triwulan bersangkutan.
Nilai indeks yang dihasilkan berada pada rentang 0-200, di mana nilai lebih dari 100 mencerminkan terjadinya perbaikan kondisi ekonomi konsumen dan demikian pula sebaliknya.
Jumlah sampel STK pada triwulan II-2017 di Bali sebanyak 380 rumah tangga yang tersebar di lima kabupaten dan kota, meliputi Tabanan, Badung, Klungkung, Buleleng, dan Denpasar.
Responden STK mulai 2015 dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi berdasarkan "wealth index" dan merupakan subsampel dari survei sosial ekonomi nasional khusus di daerah perkotaan.
"Pemilihan sampel dilakukan secara panel antartriwulan untuk memperoleh gambaran yang akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antarwaktu," ujar Adi Nugroho. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017