Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPRD Bali Ketut Kariyasa Adnyana mendesak pemerintah segera mengoperasikan bendungan Titab Ularan, di Kabupaten Buleleng dalam upaya mempercepat pengairan di kawasan tersebut.
"Saya mendesak pemerintah segera mengoperasikan bendungan itu dalam memenuhi kebutuhan pengairan di daerah tersebut," kata Kariyasa Adnyana di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan beberapa kali telah terjadi penundaan pengoperasian Bendungan Titab tersebut karena terkendala beberapa teknis. Bahkan dalam pernyempurnaan bendungan tersebut pemerintah sudah menyediakan dana mencapai Rp40 miliar yang dianggarkan melalui APBN tahun 2017.
"Pertemuan pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR, anggota DPRD dan pemerintah daerah menyepakati untuk menganggarkan kembali dalam penyempurnaan bendungan itu mencapai Rp40 miliar," ujar politikus asal Busungbiu, Kabupaten Buleleng ini.
Ia mengatakan keberadaan Bendungan Titab ini sangat strategis, karena selain airnya untuk mengairi irigasi persawahan, juga sebagai penggerak turbin listrik.
"Dengan kondisi seperti itu, maka kami mengharapkan proyek tersebut segera beroperasi. Terlebih bendungan itu sudah sempat ditinjau dari sejumlah tokoh nasional, antara lain Presiden RI Ke-5 Megawati Soekarnoputri," ucapnya.
Kariyasa Adnyana lebih lanjut mengatakan keberadan bendungan itu sebagai upaya meningkatkan produktivitas pertanian di daerah Seririt dan sekitarnya.
"Oleh karena itu saya berharap pemerintah dan instansi terkait agar segera mengoperasikan bendungan itu," katanya.
Bendungan yang dibangun dengan anggaran "multiyears" tersebut hingga kini belum bisa beroperasi. Pengerjaan perbaikan pipa pembuangan bisa memerlukan waktu setahun tahun dan membutuhkan banyak biaya.
Pemerintah pusat telah berjanji untuk menyelesaikan pengerjaan tersebut di tahun anggaran 2017.
"Sya berharap agar pemerintah segera melakukan perbaikan kerusakan yang ada agar bendungan terbesar di Pulau Dewata segera beroperasi," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Saya mendesak pemerintah segera mengoperasikan bendungan itu dalam memenuhi kebutuhan pengairan di daerah tersebut," kata Kariyasa Adnyana di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan beberapa kali telah terjadi penundaan pengoperasian Bendungan Titab tersebut karena terkendala beberapa teknis. Bahkan dalam pernyempurnaan bendungan tersebut pemerintah sudah menyediakan dana mencapai Rp40 miliar yang dianggarkan melalui APBN tahun 2017.
"Pertemuan pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR, anggota DPRD dan pemerintah daerah menyepakati untuk menganggarkan kembali dalam penyempurnaan bendungan itu mencapai Rp40 miliar," ujar politikus asal Busungbiu, Kabupaten Buleleng ini.
Ia mengatakan keberadaan Bendungan Titab ini sangat strategis, karena selain airnya untuk mengairi irigasi persawahan, juga sebagai penggerak turbin listrik.
"Dengan kondisi seperti itu, maka kami mengharapkan proyek tersebut segera beroperasi. Terlebih bendungan itu sudah sempat ditinjau dari sejumlah tokoh nasional, antara lain Presiden RI Ke-5 Megawati Soekarnoputri," ucapnya.
Kariyasa Adnyana lebih lanjut mengatakan keberadan bendungan itu sebagai upaya meningkatkan produktivitas pertanian di daerah Seririt dan sekitarnya.
"Oleh karena itu saya berharap pemerintah dan instansi terkait agar segera mengoperasikan bendungan itu," katanya.
Bendungan yang dibangun dengan anggaran "multiyears" tersebut hingga kini belum bisa beroperasi. Pengerjaan perbaikan pipa pembuangan bisa memerlukan waktu setahun tahun dan membutuhkan banyak biaya.
Pemerintah pusat telah berjanji untuk menyelesaikan pengerjaan tersebut di tahun anggaran 2017.
"Sya berharap agar pemerintah segera melakukan perbaikan kerusakan yang ada agar bendungan terbesar di Pulau Dewata segera beroperasi," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017