Kuta (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengingatkan para pelajar di daerah itu untuk menjauhi perilaku seks bebas dan obat-obatan terlarang untuk mencegah terjangkit virus HIV/AIDS.

"Dengan menjauhi kedua perilaku itu dan menjalankan pola hidup sehat, maka generasi emas bisa terwujud," katanya pada sosialisasi dan penyuluhan HIV/AIDS dan narkoba di SMAN 1 Kuta, Kabupaten Badung, Kamis.

Secara kumulatif, katanya, kasus HIV/AIDS di Bali yang terungkap sampai Juni 2017 mencapai 17.000 lebih sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1987.

Di Bali, ada tiga kabupaten/kota dengan jumlah penderita HIV/AIDS-nya terbesar yakni Denpasar, Badung dan Buleleng, tetapi dengan pembinaan dan pengobatan yang rutin, sekitar 16.000 lebih dari mereka yang berhasil ditemukan bisa tetap bertahan hidup.

Sudikerta yang juga Ketua Penanggulangan AIDS Provinsi Bali mengajak masyarakat, khususnya pelajar, untuk berkomitmen menjalankan lima butir pencegahan HIV/AIDS secara konsisten mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan dan masyarakat lebih luas.

"Yang pertama, perlu saya tekankan sekarang adalah bekerjalah lebih keras yaitu pertama menggali lagi kasus-kasus yang masih terpendam yang kemungkinan sudah lama terjadi. Dilaporkan bahwa estimasi ODHA atau orang yang hidup dengan HIV/AIDS di Bali mencapai 26.000 orang, baru terjangkau sebanyak sekitar 17.000, sisanya itulah yang harus digali lagi," ucapnya.

Kedua, mempertahankan kualitas hidup mereka yang sudah terjangkau dengan pemberian obat antiretroviral (ARV), meskipun menurut dokter bahwa virus HIV tidak terbunuh dengan ARV.

"Namun, dengan pemberian ARV mereka dapat bertahan hidup lebih lama dengan kualitas hidup lebih baik dan secara fisik terlihat sehat, segar, bugar dibandingkan dengan tanpa ARV," ujarnya.

Ketiga, yang harus dijalankan adalah dengan menekan infeksi baru atau kasus baru. Keempat, menciptakan lingkungan yang kondusif termasuk di sekolah SMAN 1 Kuta ini agar pelaksanaan penanggulangan HIV/AIDS dapat berjalan secara harmonis dan produktif.

"Tidak boleh ada stigma terhadap ODHA dan keluarganya ketika berinteraksi dengan masyarakat sekitar mereka," katanya.

Kelima, pertahankanlah hidup sehat agar terhindar dari infeksi HIV/AIDS, sebab jika sekali virus HIV masuk ke dalam tubuh maka akan menular secara turun-menurun pada generasi berikutnya.

"Kita semua tahu bahwa virus ini menular melalui tiga cara utama yaitu melalui hubungan seks, cara penularan ini yang sekarang terbanyak ditemukan kasusnya bahkan lebih dari 80 persen dari total kasus yang ada," ucapnya.

Yang berikutnya penularan melalui air susu ibu yang positif HIV kepada bayinya. Cara inipun sebenarnya diawali dengan melalui hubungan seks dari orangtuanya yang mempunyai riwayat berganti-ganti pasangan, kemudian penularan berikutnya melalui penggunaan jarum suntik tercemar HIV.

"Acara seperti ini sangat penting dan perlu untuk diberikan kepada siswa-siswi baik di tingkat SMP dan SMA, mengingat mereka adalah komunitas yang paling rentan tertular HIV/AIDS maupun narkoba," kata Sudikerta.

Dalam kegiatan tersebut juga diisi sosialisasi oleh perwakilan Badan Narkotika Nasional Provinsi Bali dan Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah Provinsi Bali.  (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017