Denpasar (Antara Bali) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali mengimbau masyarakat di daerah itu dapat melaporkan kepada petugas jika memiliki maupun menemukan anjing yang belum mendapatkan vaksinasi rabies.
"Tolong, masyarakat bantu melaporkan, apalagi jika ada anjing liar. Caraa agar kita bisa aman, semua anjing bisa tervaksinasi," kata Kepala Disnakeswan Provinsi Bali I Putu Sumantra, di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, memberantas kasus rabies di Bali, tidak bisa tuntas jika hanya mengandalkan petugas. Krena itu, sangat penting ada peran aktif masyarakat.
Pihaknya menargetkan dalam vaksinasi massal rabies tahap kedelapan tahun ini mendapatkann sekitar 500 ribu anjing. Berdasarkan laporan hingga akhir pekan Juli 2017, vaksinasi rabies sudah menyasar sekitar 400 ribu anjing.
"Kami perkirakan populasi anjing di Bali sekitar 560 ribu hingga 600 ribu ekor. Dengan target vaksinasi tahun ini 500 ribu ekor, itu sudah lebih dari 70 persen," ucapnya.
Sumantra menambahkan, selama periode vaksinasi massal, maka akan dilakukan penyisiran.
"Penyisiran akan terus dilakukan hingga Desember nanti. Dalam penyisiran itu, terutama akan difokuskan pada daerah-daerah yang capaian vaksinasinya belum mencapai 70 persen," ujarnya.
Penyisiran tersebut tidak saja menyasar anjing-anjing liar berukuran besar, juga akan diupayakan memvaksinasi anjing kecil yang sudah bisa makan. Anjing liar mayoritas berada di daerah-daerah pegunungan seperti di Kabupaten Buleleng, Bangli, Karangasem, dan Badung bagian utara.
Terkait dengan ketersediaan vaksin, kata Sumantra itu tidak menjadi persoalan karena Pemprov Bali sendiri mengalokasikan sekitar 500 ribu vial, jumlah itu belum termasuk yang disiapkan oleh pemerintah kabupaten/kota.
"Jikapun jumlah itu kurang, kami masih bisa minta ke pusat. Setiap bulan kami mengadakan rapat untuk melihat pemetaan vaksinasi," katanya.
Sumantra sangat berharap kasus rabies dapat terus ditekan bahkan bisa nol. "Dari awal tahun hingga bulan lalu, kasus positif rabies memang terus menurun, dari di awal tahun sekitar 15 kasus menjadi lima kasus pada bulan lalu," ucapnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Tolong, masyarakat bantu melaporkan, apalagi jika ada anjing liar. Caraa agar kita bisa aman, semua anjing bisa tervaksinasi," kata Kepala Disnakeswan Provinsi Bali I Putu Sumantra, di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, memberantas kasus rabies di Bali, tidak bisa tuntas jika hanya mengandalkan petugas. Krena itu, sangat penting ada peran aktif masyarakat.
Pihaknya menargetkan dalam vaksinasi massal rabies tahap kedelapan tahun ini mendapatkann sekitar 500 ribu anjing. Berdasarkan laporan hingga akhir pekan Juli 2017, vaksinasi rabies sudah menyasar sekitar 400 ribu anjing.
"Kami perkirakan populasi anjing di Bali sekitar 560 ribu hingga 600 ribu ekor. Dengan target vaksinasi tahun ini 500 ribu ekor, itu sudah lebih dari 70 persen," ucapnya.
Sumantra menambahkan, selama periode vaksinasi massal, maka akan dilakukan penyisiran.
"Penyisiran akan terus dilakukan hingga Desember nanti. Dalam penyisiran itu, terutama akan difokuskan pada daerah-daerah yang capaian vaksinasinya belum mencapai 70 persen," ujarnya.
Penyisiran tersebut tidak saja menyasar anjing-anjing liar berukuran besar, juga akan diupayakan memvaksinasi anjing kecil yang sudah bisa makan. Anjing liar mayoritas berada di daerah-daerah pegunungan seperti di Kabupaten Buleleng, Bangli, Karangasem, dan Badung bagian utara.
Terkait dengan ketersediaan vaksin, kata Sumantra itu tidak menjadi persoalan karena Pemprov Bali sendiri mengalokasikan sekitar 500 ribu vial, jumlah itu belum termasuk yang disiapkan oleh pemerintah kabupaten/kota.
"Jikapun jumlah itu kurang, kami masih bisa minta ke pusat. Setiap bulan kami mengadakan rapat untuk melihat pemetaan vaksinasi," katanya.
Sumantra sangat berharap kasus rabies dapat terus ditekan bahkan bisa nol. "Dari awal tahun hingga bulan lalu, kasus positif rabies memang terus menurun, dari di awal tahun sekitar 15 kasus menjadi lima kasus pada bulan lalu," ucapnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017