Denpasar (Antara Bali) - Tim Penggerak PKK Provinsi Bali berkolaborasi dengan kepala organisasi perangkat daerah provinsi setempat dan sejumlah seniman, membawakan pesan moral dalam drama teatrikal bertajuk "Karma Phala".

"Kami berkeyakinan, pesan moral yang disampaikan melalui pertunjukan seni ini lebih mudah dipahami oleh masyarakat," kata Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ayu Pastika di sela-sela pementasan drama teatrikal itu, di Taman Budaya, Denpasar, Jumat.

Menurut dia, pementasan teatrikal yang digagasnya itu juga bertujuan memeriahkan ajang pagelaran "Bali Mandara Mahalango" yang digelar di Taman Budaya (Art Center) Denpasar selama 50 hari.

"Selain bersifat menghibur, melalui pertunjukan teatrikal ini, ada sejumlah pesan moral, diantaranya melalui sosok Ken Kerok yang menjadi tokoh utama, kami ingin menyampaikan pesan bahwa seseorang harus punya mimpi yang dibarengi semangat dan kemauan kuat untuk mengubah nasib," ujar istri Gubernur Bali itu.

Namun, tambah Ayu Pastika, semangat dan kerja keras juga harus diimbangi dengan niat baik serta menjauhkan diri dari perbuatan tak terpuji seperti haus kekuasaan dan menghalalkan segala cara untuk memenuhi keinginan.

"Teatrikal ini juga berisi pesan mengenai hukum karma phala yang mengajarkan bahwa segala perbuatan akan mendapat ganjaran setimpal," ucap Ayu Pastika.

Drama teatrikal "Karma Phala" tersebut mengisahkan kehidupan seorang anak bernama Ken Kerok (diperankan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali I Gede Suarjana) yang tinggal di pinggiran Kerajaan Tiying Ampel.

Dikisahkan, sosok Ken Kerok yang hidup dalam kemiskinan punya keinginan kuat untuk mengubah nasib. Ia rajin menimba ilmu di sebuah pasraman yang dipimpin Pandita Praktiasa.

Namun, Ken Kerok yang punya kecerdasan dan jago ilmu bela diri itu menyalahgunakan kemampuannya untuk merampok dan mencuri harta benda milik penduduk.

Kebiasaan buruk Ken Kerok diketahui Sang Pandita yang kemudian mengirimnya untuk mengabdikan diri di istana. Berkat kecerdasan yang dimiliki, dengan cepat Ken Kerok mendapat kepercayaan raja sehingga akhirnya memperoleh jabatan sebagai panglima perang.

Namun, seiring perjalanan waktu, Ken Kerok tergoda kekuasaan hingga melakukan kudeta dan merebut permaisuri raja.

Selain sarat pesan moral, pertunjukan ini juga dikemas dengan sentuhan humor sehingga mampu mengocok perut penonton.

Ayu Pastika sebagai penggagas cerita juga ikut tampil dan berperan sebagai penyanyi. Berduet dengan Kepala Biro Humas dan Protokol Dewa Gede Mahendra Putra, ia menyanyikan dua buah lagu Bali berjudul "Selem-Selem Manis" dan "Kenyem Manis".

Untuk lebih menghidupkan suasana, Ayu Pastika tak canggung berinteraksi dengan penonton. Pertunjukan makin meriah dengan peragaan busana rancangan Ayu Pastika yang berkolaborasi dengan Tutde Wedding. Rancangan busana dibawakan oleh Nyonya Dayu Sudikerta dan jajaran Tim Penggerak PKK Provinsi Bali.

Pertunjukan ini juga disaksikan oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Wagub Ketut Sudikerta dan Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry.  (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017