Denpasar (Antara Bali) - Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Bali Ayu Pastika mengajak masyarakat di Pulau Dewata untuk turut menghentikan kasus kekerasan pada anak-anak dengan mulai membangun kepekaan pada lingkungan.
"Saya mengajak seluruh masyarakat untuk membangun kepekaan pada munculnya tanda-tanda awal kekerasan terhadap anak. Begitu satu tanda muncul, segera berikan perlindungan. Jangan biarkan anak menjadi korban atau mengalami penderitaan sendiri," ujar Ayu Pastika pada Peringatan Hari Anak Nasional Provinsi Bali di Denpasar, Kamis.
Upaya menyetop kasus kekerasan pada anak-anak ini, ucap dia, tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah semata, namun diperlukan kontribusi nyata dari seluruh pemangku kepentingan baik dari lingkungan terdekat yaitu orang tua atau keluarga, dunia usaha serta masyarakat secara umum
Menurut dia, peringatan Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tahunnya tidak hanya menjadi simbolis dan euforia sesaat saja, namun dijadikan momentum untuk melakukan evaluasi terhadap berbagai upaya apa saja yang telah dilakukan selama ini dan sejauh mana upaya tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap penanggulangan kasus kekerasan anak di setiap daerah.
"Karena tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk menghormati dan memastikan hak-hak anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang sehat, unggul, ceria dan berkarakter. Jadi kita harus jaga tunas bangsa kita dengan baik," ujar istri orang nomor satu di Bali ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali Ni Luh Putu Praharsini mengemukakan bahwa dalam Peringatan Anak Nasional, telah dilakukan beberapa rangkaian kegiatan antara lain: Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Anak dilaksanakan di Kabupaten Gianyar, Bangli dan Tabanan serta ada pula kegiatan Advokasi Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak.
Di samping itu, ada kegiatan Penguatan Pemenuhan Hak Partisipasi Anak dengan Seleksi Duta Anak melalui Mimbar Anak Bali yang telah dilaksanakan dari 15-17 Juli 2017; kegiatan Bakti Sosial ke Yayasan Kupu-Kupu Bangli dan Kunjungan Lapas Anak oleh Forum Anak Daerah Provinsi Bali.
Pihaknya juga menyampaikan berbagai penghargaan yang telah diperoleh Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota di tingkat Nasional tahun 2017, yaitu sebanyak 14 penghargaan yang diserahkan pada puncak peringatan Hari Anak Nasional di Pekanbaru, Riau, pada 22 Juli lalu.
"Kami berharap dengan segala bentuk penghargaan tersebut menjadi motivasi tersendiri dari berbagai elemen untuk dapat terus meningkatkan kesejahteraan anak di Bali," ujarnya.
Dalam acara peringatan yang dihadiri sekitar 400 peserta tersebut, juga dilaksanakan acara seminar dengan tema "Perlindungan Anak Dimulai dari Keluarga," yang diisi oleh narasumber dari Psikolog Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dan siswi dari SMA Negeri Bali Mandara.
Seminar dipandu siswa dari SMA Negeri 3 Denpasar, dan juga diisi Pengukuhan Forum Anak Daerah (FAD) Bali periode tahun 2017-2019 yang diketuai oleh Ade Agus Kusuma Putra. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Saya mengajak seluruh masyarakat untuk membangun kepekaan pada munculnya tanda-tanda awal kekerasan terhadap anak. Begitu satu tanda muncul, segera berikan perlindungan. Jangan biarkan anak menjadi korban atau mengalami penderitaan sendiri," ujar Ayu Pastika pada Peringatan Hari Anak Nasional Provinsi Bali di Denpasar, Kamis.
Upaya menyetop kasus kekerasan pada anak-anak ini, ucap dia, tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah semata, namun diperlukan kontribusi nyata dari seluruh pemangku kepentingan baik dari lingkungan terdekat yaitu orang tua atau keluarga, dunia usaha serta masyarakat secara umum
Menurut dia, peringatan Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tahunnya tidak hanya menjadi simbolis dan euforia sesaat saja, namun dijadikan momentum untuk melakukan evaluasi terhadap berbagai upaya apa saja yang telah dilakukan selama ini dan sejauh mana upaya tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap penanggulangan kasus kekerasan anak di setiap daerah.
"Karena tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk menghormati dan memastikan hak-hak anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang sehat, unggul, ceria dan berkarakter. Jadi kita harus jaga tunas bangsa kita dengan baik," ujar istri orang nomor satu di Bali ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali Ni Luh Putu Praharsini mengemukakan bahwa dalam Peringatan Anak Nasional, telah dilakukan beberapa rangkaian kegiatan antara lain: Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Anak dilaksanakan di Kabupaten Gianyar, Bangli dan Tabanan serta ada pula kegiatan Advokasi Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak.
Di samping itu, ada kegiatan Penguatan Pemenuhan Hak Partisipasi Anak dengan Seleksi Duta Anak melalui Mimbar Anak Bali yang telah dilaksanakan dari 15-17 Juli 2017; kegiatan Bakti Sosial ke Yayasan Kupu-Kupu Bangli dan Kunjungan Lapas Anak oleh Forum Anak Daerah Provinsi Bali.
Pihaknya juga menyampaikan berbagai penghargaan yang telah diperoleh Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota di tingkat Nasional tahun 2017, yaitu sebanyak 14 penghargaan yang diserahkan pada puncak peringatan Hari Anak Nasional di Pekanbaru, Riau, pada 22 Juli lalu.
"Kami berharap dengan segala bentuk penghargaan tersebut menjadi motivasi tersendiri dari berbagai elemen untuk dapat terus meningkatkan kesejahteraan anak di Bali," ujarnya.
Dalam acara peringatan yang dihadiri sekitar 400 peserta tersebut, juga dilaksanakan acara seminar dengan tema "Perlindungan Anak Dimulai dari Keluarga," yang diisi oleh narasumber dari Psikolog Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dan siswi dari SMA Negeri Bali Mandara.
Seminar dipandu siswa dari SMA Negeri 3 Denpasar, dan juga diisi Pengukuhan Forum Anak Daerah (FAD) Bali periode tahun 2017-2019 yang diketuai oleh Ade Agus Kusuma Putra. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017