Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengingatkan pentingnya sinergi pembangunan pariwisata dengan sektor pertanian di tengah tingginya ancaman degradasi lingkungan.

"Dengan basis pariwisata budaya yang mengandalkan keindahan alam, Bali juga harus tetap menjaga kelestarian alam, adat, budaya, dan lingkungan," kata Sudikerta saat menjadi pembicara utama pada lokakarya Bali Organik dan Summer Course II di Universitas Warmadewa, di Denpasar, Senin.

Untuk itulah, ujar dia, prioritas pembangunan Bali adalah menyinergikan pembangunan sektor pariwisata dan pertanian.

Pembangunan sektor pariwisata dapat terus dikembangkan dengan tetap melestarikan sektor pertanian sebagai pendukungnya.

Dia menambahkan, sektor pertanian bukanlah hanya berperan sebagai penyedia bahan pangan masyarakat, akan tetapi memilki peran lebih luas.

Kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan produk domestik regional bruto (PDRB) Bali sebesar 15,11 persen atau terbesar kedua setelah sektor pariwisata.

"Sektor pertanian juga menyerap tenaga kerja cukup besar. Selain itu, pertanian juga memilki fungsi konservasi sumber daya alam, pelestarian lingkungan dan mendukung terwujudnya program Bali organik," ujar Sudikerta.

Dia mengemukakan, sebagai daerah agraris, Bali memilki lahan sawah seluas 79.891,2 hektare. Pemerintah Provinsi Bali akan terus berkomitmen melestarikan keberadaan lahan pertanian, perkebunan dan lahan hutan melalui berbagai program diantaranya berupa bantuan pengembangan infrastruktur pertanian, bantuan prasarana dan sarana produksi pertanian, program subsidi pupuk organik, program sistem pertanian terintegrasi (simantri) serta fasilitasi pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.

Terkait pelaksanaan workshop, Sudikerta berharap agar kegiatan dapat menghasilkan suatu rumusan kebijakan yang dapat dipergunakan sebagi pedoman bersama dalam mewujudkan pembangunan pertanian dan pengembangan pangan serta energi yang berkelanjutan.

Sementara itu Rektor Universitas Warmadewa Prof dr I Dewa Putu Widjana mengatakan kegiatan workshop dan Bali Summer Course (BSC) bertujuan meningkatkan wawasan mahasiswa dalam memahami atau lebih peka terhadap fenomena-fenomena pertanian dari mancanegara serta sebagai ajang bertukar pikiran dan berbagi pengetahuan dalam upaya peningkatan pertanian.

Kegiatan ini dihadiri peserta dari beberapa negara seperti Sri Lanka, Filipina, Malaysia dan Indonesia, dan akan berlangsung dari 24-29 Juli 2017.

Selain kegiatan workshop, BSC juga akan diisi dengan kunjungan lapangan diantaranya ke Museum Bajra Sandhi, Desa Budaya Kertalangu, Simantri 356 Gapoktan Sari Buana Desa Antapan Tabanan dan Simantri 096 Desa Blangsinga Gianyar. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017